saya mencintai seseorang melalui dunia yang tidak nyata, dan dia menunjukkan sikap memiliki rasa yang sama, walau memang semua ini mustahil, hingga pada suatu hari saya menyatakan semua perasaan saya karena saya tidak mampu memendamnya lebih lama lagi, saya bilang saya bersedia untuk menjauh jika semua rasa ini salah. namun ia meminta saya untuk bertahan walau dalam kalimat lain ia mengutarakan penolakkan karena alasan yang sama (saya merasa ia seorang pecundang karena jika ia memiliki rasa yang sama seharusnya not just asked me to stay) saya tidak lagi membalas pesannya walau ini sudah hari ke 4 sejak saat itu. tapi jujur hal ini sangat menyiksa, bagaimana saya bisa melupakannya?
mulai lah mencari 'seseorang' dalam dunia nyata.. agar bisa melupakan dia yg tak nyata adanya #semangat
Maaf sebelumnya, di sini saya hanyalah seseorang yang tidak Anda kenal, begitu pun sebaliknya. Jadi di sini saya tidak bisa mengatakan 'Anda harus begini...' atau 'Anda harus begitu...'. Di sini saya hanya bisa menduga-duga mengenai permasalahan Anda, karena ya memang saya belum mengenal Anda di dunia nyata Tapi, jika boleh saya mengungkapkan pendapat... Mungkin kata yang tepat bukan 'melupakan' sesuatu yang sudah terjadi, sebab bagaimana pun hal itu sudah terjadi pada Anda (kalau memang sudah terjadi), dan walau pun Anda tidak mau-anggaplah, sudah menjadi bagian dari diri Anda, bagian dari 'masa lalu' Anda yang kalau menurut saya pribadi sih, tidak akan bisa 'dilupakan' begitu saja. 'Bagaimana Anda bisa menerima hal itu, dan kemudian move on', menurut saya lebih cocok (maaf lho ya, bukan mau mengajari, ini hanya semata pendapat saya ) Saya harus mengakui, masalah hati memang masalah yang...rumit, peka dan juga sulit. Itu saya rasakan sendiri. Tapi-maaf sebelumnya, saya akan berandai-andai; jika seandainya saya berada di posisi Anda, saya akan menemuinya sekali lagi (untuk membuat segalanya nyata), mengajaknya duduk berdua dan kembali membahas hal ini. Saya akan mengajaknya untuk saling terbuka, dan jika memang tidak mungkin untuk diteruskan lagi, maka hendaknya hal tersebut diputuskan saat itu juga-dengan kepala yang dingin, dan dengan menyadari segala bentuk konsekuensinya; termasuk di dalamnya jika saya dan dia harus saling menjauh, sesuai dengan apa yang sudah saya ucapkan sendiri. Itu, adalah sebuah resiko jika boleh dikatakan demikian. But that's for me, anyway Saya lebih suka begitu-saya lebih suka mempertahankan apa yang sudah ada, tapi jika seandainya tidak bisa dipertahankan, maka itu bukan yang terbaik untuk saya. Yang penting jangan nggantung, sebab buat saya pribadi, itu akan menghalangi langkah saya ke depannya. Mungkin hanya itu yang bisa saya katakan... Sekali lagi mohon maaf jika saya salah dalam uraian saya, saya hanya berbagi pendapat. Semoga bermanfaat....
Move on. Yang nyata lebih banyak didepan mata. Kecuali kamu ga pernah keluar rumah trus cuma obrak abrik sosmed kamu
thank you so much atas sarannya sangat bermanfaat, tapi sayangnya kita berjarah belasan ribu kilometer :| tapi perlahan saya menyadari bahwa akan ada yang lebih baik dari ini, saya terlalu memandang hal yang sangat jauh tanpa memperdulikan hal yang dekat,, thanks again
haha terkadang itu yang jadi masalah terlalu sibuk dengan dunia yang maya hahaha , thanks ya sarannya
Konsekuensi dunia maya jadinya yah. Saran, ada dua sebenernya. Menjaduh baik-baik dan menjauh secara paksa. Melihat apa yang kau lakukan, sepertinya kau menggunakan cara yang kedua. Karena itulah kau tidak bisa melupakannya. Menurutku kau tipikal orang yang gak tegaan atau mungkin tidak bisa bertindak melebihi batas kasar. Saran sih, kalo emang udah terlanjur, hibur diri dengan orang yang baru, atau habiskanlah waktu dengan teman ataupun keluarga.
cari yang nyata yang lebih real jangan yang maya yang nyata banyak kenapa harus yang maya kecuali kalian bisa saling ketemu dan pernah ketemu di nyata.