Kepribadian Banyak(?)

Discussion in 'Ruang Curhat' started by LittleArrow, 15 May 2017.

Silakan gabung jadi member agar bisa posting
  1. LittleArrow

    LittleArrow New Member

    Mau nulis ini aja bingung pake saya, aku, gue atau I. Biar agak netral aku aja kali ya.

    Ok readers. Aku pernah baca kalo Multiple Personality Disorder (kalo ga salah) itu bener-bener berubah 100% dari satu kepribadian ke kepribadian lainnya dan bahkan ga saling bertukar memori alias kaya dua orang atau lebih dalam satu tubuh. Nah kalo aku nih, dari mulai menginjak remaja ngerasa kaya ambivert gitu. Kadang introvert banget sampe bener-bener mau sendirian terus, kadang ekstrovert sampe bahkan bisa dibilang paling "gila" diantara temen-temen menggila. Bukan, bukan gara-gara ada masalah eksternal, tapi kaya semacam mood aja. FYI, aku golongan darah B yang katanya moody, ya mungkin salah satu faktornya ya.

    Kelas 1 SMP, aku sengaja pengen jadi seksi kebersihan di kelas supaya pulang paling akhir karena mastiin kelas bersih. Tapi alasan yang sejujurnya adalah aku pengen pulang pas sekolah udah sepi jadi ga banyak orang yang bisa perhatiin aku jalan dari kelas sampe gerbang. Kelas aku paling ujung jadi lumayan jauh. Ya, saking malunya.
    Tapiii... Setelah kelas 2. Di kelas udah mulai berani menggila. Just in classroom.
    Dan, kelas 3 you know what? Berani gokil-gokilan di depan banyak guru! Sangat-sangat memalukan kalo inget sekarang, tapi satu sisi ngerasa bangga dan bahagia. So complicated!

    Oke. Mungkin readers menyimpulkan bahwa itu adalah proses pertumbuhan aku kalo diliat dari alurnya. Bisa dibilang iya karena memang itu masa-masa pertumbuhan. Tapi, setelah masuk SMA, kegilaan itu sedikit aku kendalikan dengan masuk ekskul seni pertunjukan. Ya jadi hanya menggila saat on stage aja, di luar ekskul ya biasa aja, bahkan mungkin kembali terlihat introvert.

    Sejarah singkatnya sih gitu...
    Dan sekarang aku udah kuliah masuk tingkat akhir.
    Jadi, aku ngerasa hidup aku itu kacau banget ga tertata. Why?

    1. Dilihat dari sudut pandang kepribadian introvert aku ya. Aku susah buat punya temen, karena aku cari temen yang bisa buat aku nyaman dan dukung aku. Tapi temen-temen itu ada pas SMA, sekarang ya ngerasa bener-bener sendiri. Ditambah aku orangnya manja dan ribet, so perfectionist sampe kalo ada hal yang tidak sesuai sedikit pun pasti aku mending ga lakuin dan akhirnya kacau, termasuk kuliah.

    2. Dari sudut pandang kepribadian ekstrovert aku. Banyak banget temen yang bisa diajak have fun. Dan saking banyaknya bisa sampe clubbing tiap malem, nongkrong sana-sini. Tak terkendali pokonya.

    Jadi intinya adalah, aku sadar tiap kepribadian mana yang dominan, tapi bingung mau ambil tindakan mana karena bertentangan satu sama lain. Aku bahkan udah gatau cita-cita mau jadi apa.

    Mungkin teman-teman readers bisa support aku gimana pun caranya.

    Informasi terakhir.
    Bukan sombong ya, IQ aku 126 (di atas rata-rata). Tapi justru inilah keanehan-keanehannya.

    *Waktu SD, ranking 1 terus sampe kelas 3. Juara 1 siswa berprestasi (walopun tingkat kecamatan), perwakilan olimpiade Matematika, lomba menggambar di Windows Paint, trus jadi vocalist sekolahan yang tiap ada acara Kota Madya perform. Dan lulus rangking 3.

    *Waktu SMP, masuk kelas unggulan selama 3 tahun. Kembali dipercaya jadi vocalist acara intern sekolah.

    *Waktu SMA, masuk kelas unggulan lagi. Ikut lomba-lomba seni. Dan disinilah aku tau aku cukup multi-talenta.

    Nah, justru kesini-kesini aku jadi bingung sebenernya aku ini bagus di bidang apa? Akademik atau non-akademik? Atau memang kejiwaan akunya yang bermasalah? Karena tiap hal yang aku tekuni selalu ada orang yang lebih atas levelnya yang dari sisi introvert aku langsung bikin down.

    Jadi sering aku berfikir kalo di dunia ini ga ada yang bisa ngertiin aku. Dan aku ga cocok ada dimana-dimana.

    Faham ga maksud aku guys?
    Semoga curhatan aku cukup jelas. Aku hampir stress tiap hari. Kadang aku udah tau harus mulai dari mana yang harus diperbaiki, tapi prosesnya labil banget.

    Aku posting ini juga entah berguna buat aku entah ngga.
     
  2. Ngenes

    Ngenes Member

    aku paham... hampir sama kita. tapi kita enggak mengalami multiple personality disorder... kita hanya semacam... elastis (?)... aku sendiri jg belum nemu kata2 apa yg pas... seringnya emang bingung. Aku ini aslinya gimana? bahkan, saking banyaknya 'jenis sifat' yg berganti2, kadang aku punya pikiran, apa jgn2 aku lupa wajah asliku saking gak jelasnya... kamu punya semacam bipolar disorder gak?
     
  3. LittleArrow

    LittleArrow New Member

    Yup. Kadang kalo ganti style aku juga jadi beda bawaannya, emang ngaruh sih kan ya masa baju formal kelakuan urakan. Tapi aku bener-bener kaya drastis banget dari style yang satu sama yang lainnya. Bahkan beda grup temenan ya aku beda juga, bahkan punya nama panggilan yang beda juga. Perlakuan aku ke pacar juga beda kalo ketemu sama jauhan.
    Jadi ya gitu suka bingung aku yang asli tuh yang mana?
    Kalo bipolar aku ga terlalu ngerti, cuma emang mood aku berubah cukup drastis tergantung faktor dari luar.
     
  4. Umar

    Umar Member

    Kalau yg kamu inginkan adalah sesuatu yg berguna buat dirimu, maka janganlah memusingkan hal yg lumrah dialami oleh banyak orang. Karena pengetahuan semacam itu tidak akan berguna, justru semakin membuat bingung & membingungkan diri sendiri serta orang lain. Yg jelas, setiap manusia memiliki karakter yg beraneka ragam, semua itu dipengaruhi oleh gen, didikan keluarga, lingkungan & teman temannya. Namun bukan berarti karakter/tabiat seseorang itu tidak bisa berubah sebagaimana keadaan lahiriah seseorang.

    Seekor kuda yg sangat liar awalnya, ketika di didik dan diajari maka akan menjadi kuda yg sangat jinak dan tunduk, menaati semua perintah tuannya kepadanya. Bukankah yg demikian ini perubahan suatu tabiat/karakter pada diri binatang, apalagi pada diri manusia? Kesimpulannya tabiat/karakter seseorang itu dapat berubah dengan bermujahadah dan melawan hawa nafsu serta melakukan terapi jiwa. Sehingga sedikit demi sedikit akan berubah menjadi sesuai dengan yg diharapkan. Oleh karena itu, jangan habiskan waktu & fikiranmu untuk menelaah pengetahuan yg tidak berguna, akan tetapi berfokuslah mencari pengetahuan yg bermanfaat untuk membentuk karakter/tabiat agar sesuai dengan yg diharapkan.

    ما أكثر الأشجار.. وليس كلها بمثمر.. وما أكثر العلوم.. وليس كلها بنافع

    Betapa banyak pepohonan, akan tetapi tidak semuanya berbuah. Dan betapa banyak keilmuan, akan tetapi tidak semua ilmu tersebut bermanfaat.
     
  5. Denatalie

    Denatalie Active Member

    menurutku kamu terlalu berfokus pada 'aku'. mengenali 'aku' boleh tapi jangan sampai berusaha memahami sendiri jadi semacam momok. faktanya setiap manusia diciptakan dengan multiple talents, bakat yang secara langsung atau tidak langsung bisa diturunkan oleh orang tua, atau Tuhan sendiri. setiap orang juga diciptakan dengan semua sifat (orang yang sabar pun bisa marah, orang yang pendiam pun ada sisi dia harus meluapkan isi hati dengan hal-hal 'gila). contoh aku sendiri smp aku introvert banget karna bullying, saat akan masuk sma aku memutuskan aku ngk mau jadi seperti itu lagi 'hanya jadi korban bullying', aku mulai mencoba dekat dengan orang orang di sekelilingku... yang membuatku sadar 'dunia ini bukan hanya tentang aku'. and its work.

    tentang skill mu yang seabrek itu.. first, you have to grateful, semua akan berguna di saat yang tepat.. mau jadi apa kamu yang putuskan, kalo keputusan udah dibuat yang perlu kamu lakuin adl 'pertajam' kalo ada level di atas kamu, bukan berti kamu terkalahkan (saat introvertmu muncul), itu saat kamu harus belajar lagi jangan sibuk mikirin bakat yang lain dulu.. moga bisa sedikit memotivasi yaw..
     
  6. LittleArrow

    LittleArrow New Member

    MashaAllah terimakasih siraman rohaninya kawan. Dan salah satu kepribadian aku itu ada yang religius juga, dia ini bercita-cita jadi orang yang berguna bagi agama juga, selalu berkeinginan untuk menghindari hal-hal yang terlalu duniawi dan bahkan ingin masuk pondok pesantren juga, karena aku lahir di lingkungan religius. Tapi kondisinya saat ini adalah aku masih kuliah dan satu-satunya harapan buat orang tuaku karena aku anak bungsu yang sekaligus anak satu-satunya yang lulus SMA bahkan masuk perguruan tinggi, mau tidak mau aku harus sukses secara duniawi. Kakakku yang pertama dan ketiga adalah ustadz. Nah disini lah kesulitan aku buat mengendalikan diri karena aku belum merasa nyaman pada satu kepribadian, jujur aku bingung aku siapa, harus jadi apa?
    Ohya, tentunya kalau dari segi religi hanya Allah yang bisa memberi jawaban. Aku selalu berusaha terus dekat dengan-Nya tapi godaan dari luar dan gangguan intern masih bikin aku labil. Tapi setidaknya kawan udah mengingatkan aku dari sisi religi, terimakasih banyak. Yang aku dapat adalah berusaha terus dekat sama Yang Maha Kuasa. Aku minta doanya aja Ramadhan ini semoga aku udah bisa menemukan jati diri aku, bisa segera selesaikan kuliah dan sukses dengan ridho-Nya. Amin
     
  7. LittleArrow

    LittleArrow New Member

    Justru aku ga fokus sama diri sendiri kawan, aku malah fokus sama orang lain. Aku termasuk orang yang peka dan punya empati yang lumayan tinggi. Aku lebih bisa ngurus permasalan orang lain secara detail dari pada diri sendiri. Bahkan aku belum menemukan orang yang bisa bener-bener support aku karena aku masih ngerasa ga ada yang bisa ngerti aku.
    Mungkin threadku diatas seakan aku terlalu fokus sama diri sendiri, bisa jadi iya. Tapi itu terjadi justru saat-saat sekarang ini. Dimana aku baru ngerasa kok idup aku malah jadi ga bener. Aku jadi lupa tujuan dan cita-cita aku apa. Beberapa adik kelas ikut jejak aku (masuk perguruan tinggi yang sama, karena aku) tapi mereka stabil dan malah terlihat menjalaninya dengan tujuan yang jelas atau setidaknya menikmati prosesnya. Nah kan aku malah lebih suka support orang lain.
    Dan... Masalah intro dan ekstrovert aku, bukan berubah dari A ke B sekali, tapi ya gitu angin-anginan makanya aku bilang ambivert. Beda ketemu sama orang, beda juga tempramen aku. Dan... Beda ya sama pencitraan, aku lebih ke bawaan tanpa ada maksud ingin dinilai begini begitu. Orang lain yang tau jati dirinya pasti bisa kasih liat identitas kepribadiannya, ingin terlihat siapa dia, itu pencitraan (arti baik). Nah kalau aku, aku bingung mau terlihat seperti apa, apa adanya aku itu yang seperti apa, jadinya ya ikutin mood aja.

    Masalah talents, aku tau nothing is perfect, tapi sebenernya masalah aku adalah di memilih yang mananya. Aku belum bisa ambil aku mau fokus di bidang apa. Padahal jelas aku kuliah di jurusan A. Tapi kaya sedikit menyesal setelah liat kondisi sekarang. Tapi ya... Komenmu mengingatkan aku kawan, ya, berarti aku harus fokus sama yang udah aku jalani ini aja, mau ga mau sudah terlanjur basah. Intinya fokus.

    Ya maklum ga fokus, pikiran aku kesana kemari. But anyway, thank you so much. Minta doanya aja ya aku bisa lewatin semua ini.
     
    Denatalie likes this.
  8. Denatalie

    Denatalie Active Member

    aminn.. yg terbaik untukmu..
     
  9. Senja Arum

    Senja Arum Active Member

    intinya sih... emosi kamu sebenernya masih labil
    itu poin pertamanya
    yang mesti kamu lakuin itu adalah sekarang, tentukan kamu maunya apa... jangan cuma karena "kamu bisa melakukan apapun", tapi akhirknya kamu sendiri yang jadi bingung nentuin akhirnya kyk gimana
    misal kyk aku...
    tes IQ pas sma (yg aku jg ga tau itu valid atau engga), cuma tercatat 101 klo ga salah, disarankan masuk IPS pas penjurusan, cuma aku tau aku ga suka hafalan, lebih seneng utak atik angka, ya jadinya fokus ke angka2, walaupun kenyataan nilai rapot, mapel IPS rata2nya lebih di atas dr yg IPA hahaha, klo mapel IPS rata2nya bisa di atas 85, paling yg mapel IPAnya rata2nya cuma 80-82 doang

    awal dr situ aku tentuin lagi, mau lanjut kuliah apa, aku pilih arsitektur, ditekunin sampe lulus (meskipun ipk bisa di atas 3, emang aku akuin aku ga enjoy jalaninnya), trus sekarang kerja masih sebidang dengan kuliah... tapi ya gitu, di dalam hati ga ngerasain perasaan menikmati.

    jadi intinya sih sekarang, mumpung masih kuliah, masih bisa perbaikan sana sini, masih bisa ikut kegiatan sana sini yg bikin hati nyaman (kegiatan positif ya, bukan clubbing lalala, kecuali kamu ngeDJ, ya brarti kamu emang harus akrab sama dunia malam), sekarang waktunya kamu nentuin, kamu mau apa...

    inti dari cerita tentang aku dari jaman sekolah sampe sekarang (di atas), itu cuma mau bantu kamu menekankan untuk bisa milih satu hal, trus dijalanin, pasti bisa, asal udah kamu tentuin step awalnya... klo kamu udah milih satu, trus kamu jalanin dengan baik, hasilnya juga akan baik

    jadi sejauh ini bukan soal, kamu berkepribadian ganda... secara kejiwaan kamu sehat2 aja kyknya, cuma masih labil emosi sama cara bersikap dan berpikir

    *gitu sih yg aku ngertiin dr thread kamu
     
  10. Senja Arum

    Senja Arum Active Member

    oh
    dan setelah aku liat full, balesan kamu terhadap respon2 orang adalah... aku kenal satu sosok yg seperti kamu, dia senior aku... kita beda jurusan, tp aku lumayan deket sama dia
    senior aku mirip2 kyk kamu dia sempet kehilangan arah...
    karena kehilangan arah akhirnya dia lebih memedulikan orang lain dr pd diri dia sendiri
    bahkan karena saking pedulinya, dia sampe harus ngikutin dan ngawal tmn2nya telat lulus... sayang banget
    sekarang coba kamu cari tujuan kamu apa lagi selanjutnya... fokus di sana
    (aku ga nyinggung soal akademik atau bukan ya) cuma sekarang coba fokus sama satu hal (apapun), satu tujuan lagi
    so that you can be back on track
    klo kamu tetep berada di zona kehilangan arah... ga akan ada yg tau (termasuk diri kamu), kapan bisa keluar dari zona itu
    soalnya bisa bahaya, klo kelamaan di zona itu, bisa terlalu nyaman tanpa kamu sadari dan begitu kamu mau keluar bakal lebih susah dari sekarang
     
  11. LittleKangaroo

    LittleKangaroo Active Member

    I'll make it simple.
    That's not a multiple personality disorder.
     
  12. LittleArrow

    LittleArrow New Member

    Makasih saran dan semacam remindernya. Ya maksud aku masalah kejiwaan sih bukan ke penyakit jiwa, tapi lebih ke krisis indentitas (aku baru inget). Well, I'm on the track, nyimpang agak jauh ya harus balik lagi, then I will find my own goal, begitu kira-kira ya? Mungkin aku harus lebih fokus ke sisi aku yang ada di jalan ini (jurusan kuliah tentunya). Sekali lagi makasih ya masukannya :)
     
  13. LittleArrow

    LittleArrow New Member

    But unfortunately, I'm not as simple as the word simple. I realize it's not MPD, coba baca ulang, aku cuma ngebedain aja. Aku bilang aku sadar dalam keadaan apapun cuma ya semacam berdialog sama diri sendiri bahkan pikiran-pikiran yang saling bertentangan ditambah banyak maunya. But anyway, setelah aku nulis thread disini dan diresponnya lumayan ngena, sekarang aku tau apapun dan siapapun aku harus fokus ke apa yanh aku jalanin saat ini karena masih on progress. Tapi sayangnya juga, tingkat kelabilan aku yang tinggi sekali yang jadi my own enemy! Thanks for comment btw :)
     
  14. Senja Arum

    Senja Arum Active Member

    yup gt kira2 maksudnya, yg penting fokus dulu sama satu hal yg kamu jalani :cool:
     
  15. LittleKangaroo

    LittleKangaroo Active Member

    Habis itu jadi acuan pertamamu kan. Jadi aku cuman ulangin lagi aja. Tenang ajaa jangan terlalu khawatir biasanya memasuki usia 20-an memang sering terjadi hal seperti itu. Ada tuh yang namanya Quarter Life Crisis Syndrome. Di zaman sekarang, hal ini lebih sering terjadi karena perkembangan teknologi membuat kita lebih sering membandingkan hidup kita dengan hidup yang "nampak" pada orang lain. Lantas kita jadi hilang arah, apakah yang dilakukan sudah benar, apakah begini begitu. Kenapa begini. Saya juga ngalamin itu. Begini loh kawan, mengapa kita merasa gak mempunyai cita-cita. Karena menjadi dewasa kita semakin melihat dunia secara realitis, tidak semudah ketika masih kecil anda bilang ingin menjadi astronot. Disaat-saat seperti ini, mungkin kamu akan mencari opsi termudah dengan tidak mengambil resiko. Bukan maksud menggurui atau menyalahi sistem pendidikan, tapi mungkin saja selama ini kita tidak menyadari nikmatnya berusaha dan hanya memikirkan sebuah hasil. Bagaimana sebuah nilai, sebuah angka menunjukkan nilai diri kita. saya pun tidak mempunyai cita-cita spesifik. Ada baiknya ketika hilang arah, Allah ingin menunjukkan jangan sampai lupa tujuan hidup sesungguhnya apa padamu. Kembalikan semua urusan dunia padaNya, cita-cita atau usaha apapun kamu lakukan karenaNya. Semoga bermanfaat dan semangat untuk kita!
     
  16. wais

    wais New Member

    * Solusi terbaiknya km harus rajin baca kitab suci Alqur'an, setiap habis solat wajib klo bisa dan setiap membaca tidak kurang dari 20 menit, solusinya murah tidak butuh biaya cuma butuh kemauan dan kesabaran yg kuat saja . Semoga bermanfaat
     

Share This Page