Jarak bayangan cermin akan sama dengan bayangan aslinya. Ketika kita memantaskan diri untuk jodoh kita, maka jodoh kitapun akan sama memantaskan diri untuk kita. Dan jika kita jauh, maka jodoh kitapun jauh. jika jodoh diibaratkan bayangan, maka jodoh akan mendekat dengan cara yang sama seperti pemilik bayangan yang sedang menghapiri cermin tersebut. Tapi jika kita jauh dari kata pantas, maka jodohpun juga akan jauh dari pantas. TAPI INGAT, bayangan di cermin juga terbalik. Saat kita bercermin, maka bagian yang diposisi kanan kita akan terlihat di kiri kita atau sebaliknya. Jadi, jangan juga berharap jodoh itu sama dengan kita. Perbedaan sifat, karakter, kebudayaan itu bisa menjadi pembeda, dan pembeda itulah yang nantinya akan menguatkan, saling melengkapi dan mempersatukan visi kita dalam bahtera hidup. pepatah mengatakan "jodoh kita pelengkap kita". Jika kita memperbaiki diri dan memantaskan diri, Bukankah dengan begitu Jodoh kita juga akan memantaskan diri untuk bertemu kita kan ? benar sekali. Tapi, jodoh juga perlu dicari. Tanpa adanya usaha saling menemukan apakah jodoh akan datang dengan sendirinya ? tentunya tidak juga. Untuk mendapatkan bayangan dari cermin saja kita memerlukan usaha ( berjalan ) dengan mendekati cermin itu, begitupun dengan jodoh.
Jodoh adalah salah satu misteri terbesar dalam hidup ini. Ada yg pontang panting mencari kesana kemari, tetap tidak berhasil menemukannya. Ada yg santai2 saja, tiba2 datang dgn sendirinya. Jadi apakah jodoh perlu dicari? Tidak juga. Lihat saja contohnya pada orang2 di sekelilingmu. Pasti ada 1001 cerita tentang bagaimana mereka mendapatkan jodohnya.
realistis sih, soal jodoh gk cuma soal cinta aja, ada faktor lain buat bisa terus bertahan sampe kakek nenek, ya kan ya kaan ???
Awet sampai kakek-nenek kuncinya adalah RAHMAH yang artinya kasih sayang atau dalam bahasa sundanya itu "nyaah". itulah kenapa banyak orang yang mengucapkan semoga menjadi keluarga SAMARA " SAkinah MAwaddah WA - rahmah " Sakinah yang artinya ketentraman / ketenangan, dimana niat kita dalam menjalin rumah tangga itu untuk mencari ketentraman / ketenangan dalam hidup. Tentunya dalam rumah tangga selalu dibumbui dengan pertengkaran-pertengkaran kecil, bahkan pertengkaran besar, maka dari itu rasa kasih sayang ( RAHMAH ) muncul sebagai pemersatu kembali. Mawaddah yang artinya cinta. Cinta kebanyakan mengarah kepada penampakan, kita cinta kepada istri atau suami ketika dia masih cantik, gagah, atau sedap dipandang mata, dan ketika semua sudah berubah, ketika kulit mulai mengeriput, rambut hitam mulai memutih, tentunya rasa cinta itu mulai terkikis. Ketika cinta sudah tidak lagi ada, disinilah kasih sayang ( rahmah ) berperan. Dimana rasa sayang itu tidak melihat rupa, warna, bentuk dan sebagainya, seperti kalimat" kalau saya tinggalkan dia, siapalagi yang akan mengurusnya " disitulah tumbuh kasih sayang. Seperti kakek dan nenek saya yang telah bercerita, ketika sudah tua itu yang muncul tinggal " rasa nyaah " kasih sayang. lihat nenekmu dan kakekmu ini, sudah keriput, rambut beruban, cantik sudah tidak lagi, tampan apalagi, ga kan bikin orang nafsu. trus apa yang diharapkan lagi kalau bukan rasa kasih sayang yang tersisa ?