bertahan atau pergi

Discussion in 'Ruang Curhat' started by cha cha, 7 April 2015.

Silakan gabung jadi member agar bisa posting
?

harus bagaimana

  1. a

    0 vote(s)
    0.0%
  2. b

    3 vote(s)
    100.0%
  1. cha cha

    cha cha New Member

    Hi kenalkan ak seorang ibu muda menikah umur 23 tahun sekarang usia ku jalan 29tahun, dahulu nya perkenalan dengan suami ku bukan sesuatu yg di sengaja berawal dari keberanian dia meminta no hp ku tanpa kenal dari situ lah dimulai kisah percintaanku. Masa pacaran yg cukup lama 4 tahun lamanya kami jalani kebetulan dia dr keluarga sederhana yg menjadi tulang punggung keluarganya ak jalani apa adanya malah dibilang ak banyak membantu masalah keuangan dia dan keluarganya, tanpa keluarganya mengetahui.bisa dibilang keluarganya tidak menyukaiku dikarenakan ras suku, mereka beranggapan suku sunda orang yg suka merongrong (padahal sebenarnya ak banyak membantu keuangan keluarganya).
    Masa pacaran ak lalui walaupun keluarganya tdk menyukaiku tp ak bersikeras mempertahankan hubungan dengan dia krn ak liat dia sangat syg keluarganya, berharap apabila ak menikah dengan dia, dia akan sayang dengan ku dan anak anakku, akhirnya pernikahanku dilangsungkan dengannya, keluarganya hanya menghadiri sebentar kemudian pergi ak pun berhenti kerja dan ikut dengan suamiku pergi ke kalimantan utk dinas karena pekerjaan. 3 bulan menikah akhirnya ak hamil cekcok pun sering dimulai karena dia sering lembur malam dan terlebih ada perempuan yg dekat dengan dia alasannya teman kantor, dan ternyata ak menemukan banyak foto dia dan perempuan itu sering pergi. Dari semenjak menikah suamiku tidak pernah memberikan gajinya kepada ku, untuk berapa gajinya saja ak tidak tahu dan bodohnya ak diam saja takut untuk menanyakannya. Dan juga suamiku ringan tangan tak ayal badanku biru biru setelah dia memukulku, pernah anakku sakit dirawat kami bertengkar tak ayal suamiku mendorongku sekeras kerasnya.
    Akhirnya usia kehamilanku masuk 8bulan dan aku pulang kejakarta untuk melahirkan, semua perlangkapan bayi ditanggung orangtua ku tanpa ada suamiku membelikan perlengkapan bayi kami ( terima kasih mama)
    Akhirnya bayi kami lahir dengan operasi secar karena ketubanku sudah habis lahir lah putra kami, disitu mulai lagi pertengkaran dengan orangtuanya meributkan cucunya harus ada dirumah mertuaku, pulang dari rumah sakit mampir sebentar kerumahku langsung suamiku memboyong ak kerumahnya dengan mobil orangtuaku, ayahku menangis marah katanya kok anak saya kayak kambing baru selesai dioperasi dibawa kerumah bapaknya yg jauh gak kasian apa, ibuku hanya diam sedih melihat kondisi ku.
    Ditengah perjalanan kami mampir ke toko perlengkapan bayi, ak msh ingat hari itu yg suamiku perdulikan hanya anakku, dia berlari takut kepanasan membawa bayi kami sedangkan aku aku bersusah payah berjalan keluar mobil sendirian ya Allah tangisku sambil menahan sakit pasca operasi secar.
    Seminggu berlalu akhirnya suamiku pulang kekalimantan dan ak kembali kerumah orangtuaku dan tiap 2 minggu sekali ak wajib pergi kerumah orang tuanya dan tinggal dsana.
    Anakku beranjak usia 8 bulan dan ak sudah ikut suamiku kekalimantan dan ternyata Tuhan memberi kami seorang bayi lagi ya Tuhan hati bercampur sedih senang, senang krn mendapat kepercayaan dari Tuhan sedih karena mengingat beratnya operasi secar yg ku jalani terlebih ak tinggal di kalimantan yg akses jauh kemana mana apa lagi rumah sakit.
    Akhirnya putra kami lahir dijakarta sama dengan anakku yg pertama suamiku lgsg memboyong ak kerumah orangtuanya pulang dari rumah sakit, sebenarnya rumah tangga kami bukan rumah tangga yg sehat tidak ada kejujuran keterbukaan terutama masalah financial dialebih banyak membantu keluarganya malah tabungan ku habis utk keperluan kami malah kadang2 secara diam2 dia mengambil habis uangku di atm tanpa ak mengetahuinya.
    Ya Tuhan ak rasanya sdh tidak sanggup bertahan ampun gusti, ternyata menikah karena cinta tidak selalu bahagia akhirnya,ak bertahan selama ini karena anak anak.dan disaat aku sudah bulat untuk meninggalkan dia malah Tuhan memberikan ak seorang bayi, sekarang ak hamil anak ketiga kehamilan 4 bulan, ak sungguh bingung ak sudah tidak tahan dengan keadaan ini seperti ingin gila rasanya apa yg harus ak lakukan haruskah ak setelah melahirkan anak ke3 bercerai dan melanjutkan hidup atau bertahan terus dengan keadaan seperti ini.
     
  2. artha purba

    artha purba Member

    Bercerai sajalah mbak, toh kasian anaknya sekalian mbak juga. Laki-laki kok main tangan begitu. Kalau sudah berani main tangan udah mbak tinggalin aja. Toh mbaknya udah berlama bersabar dan diam,eeh malah dianya begitu. Udah mbak,jgn diteruskan kalau hati susah. Malahan nanti masalah finansial buat anak mbak,yg nanggung tetp mbak sendiri. Mendingan sekrang mbak kerja dulu aja,bisnis kecil* lalu setlh anaknya lahir baru cerai. Maksudnya setelah ceraikan ada penghasilan yg bisa menunjang mbak. Jadi biar gak di manfaatkan keadaannya sama dia mbak.
     
  3. ricky12

    ricky12 New Member

    maaf ya mbak, aku belum pernah berumah tangga, tetapi aku pernah belajar fiqih tentang hukum rumah tangga bahkan pernah praktek jadi asisten qadhi di pengadilan agama waktu smp dulu.
    pernikahan itu dilakukan untuk menciptakan rumah tangga yang sakinah(tenang, tentram etc), mawadah(cinta membara), wa rahmah(dan kasih sayang).
    Kalau talak itu dari pihak suami, maka khulu' dari pihak isteri
    Jadi menurutku diperbolehkan saja untuk khulu' jika tidak ada ketenangan dalam rumah tangga, cinta dan kasih sayang yang meragukan dari suami mbak.
    Mohon maaf sebelumnya jika menggunakan sudut pandang agama yang saya anut.
    Kalau menurutku mending, mba' cerai saja, tapi coba mba konsultasikan ke pemuka agama, di pengadilan agama ada bagian konsultasi, nah mba bisa konsultasikan masalahnya disitu , nanti bakalan dikasih solusinya gmana, soalnya dulu ada kasus seperti mba pas waktu aku praktek. Dijamin hatinya plong mba'.


    Good Luck
     

Share This Page