Maaf kalo judul Thread saya aga menyinggung mas/mba disini, Saya tidak bermaksud SARA. INTRO Saya seorang Pria dari Solo, biasa dipanggil Dega. Saya memiliki seorang pacar, seorang wanita bertubuh kecil dan bermuka imut, ia bernama Ega. Sebelumnya, kenapa saya namai Thread ini dengan "Beaa Kasta"? Ceritanya begini, Saya lahir dan tinggal di keluarga yang bisa dibilang cukup makmur dan cukup mewah. Ibu saya anggota DPRD dan Ayah saya seorang PNS Pemerintah Kota yang memilik jabatan cukup tinggi pada saat ini. Bisa dibayangkan bukan seperti apa kehidupan saya? Sedangkat pasangan saya ini berkebalikan dengan saya, dia hidup hanya dengan Ayahnya seorang (Anak Tunggal) yang bekerja sebagai pemilik bengkel off road. Sedangkan Ibunya bekerja di Unilever bagian pemasaran. Kenapa hanya tinggal dengan ayah, karena keluarganya Broken Home yang menyebabkan pasangan saya ini hanya tinggal dengan Ayahnya. Pada umurnya yang sudah dewasa ini, Ega tidak diperlakukan seperti wanita pada umunya. Dia kurang mendapat perhatian dari orang tua khususnya perhatian seorang ibu. SINGKAT CERITA Permasalahannya adalah 1. Status Sosial dan 2. Perbedaan Agama. Orang tua saya hampir setiap hari menasihati dan menegur saya akan pentingnya memilih pasangan, hampir setiap hari mereka bilang kepada saya kalimat yang intinya "Cari pasangan itu yang benar latar belakang keluarga dan lingkungan sosialnya. Terlebih agamanya, mencari pasangan hidup yang tidak 1 keyakinan itu nanti bakal sulit jangan ngeeyel!". Ya. Hampir setiap hari saya kenyang akan kalimat seperti itu dan hampir setiap hari juga saya kerap bertengkar karena masalah ini. Saya beragama Islam sedangkan Ega beragama Katolik. Secara sosial mungkin tidak perlu saya jelaskan perbedaannya. Ayah saya, seorang yang paling sering menegur dan menasihati hubungan saya ini paling tidak suka saya berhubungan dengan seorang wanita yang berlatar tidak jelas dan beragama tidak 1 keyakinan. Namun saya sendiri terkadang tidak terima atas teguran dan nasihat tersebut karena orang tuaku sendiri merupakan 'hasil pernikahan' dari berbeda keyakinan. Ayahku beragama Islam dari keluarga pas-pasan, dan Ibu ku beragama Katolik dari keluarga yang cukup kaya. PERTANYAAN Entah tidak tahu apa yang harus saya lakukan, setiap kali orang tua saya membawa bawa pasangan saya ini, saya selalu tidak bisa menahan emosi karena tidak terima. Saya merasa sangat sayang terhadap pasangan saya ini sampai apapun rintangan yang harus saya lalui saya merasa sanggup demi orang yang saya sayangi ini. Tidak peduli seberapa sulit, saya merasa siap dengan semua konsekuensi itu. Namun di sisi lain saya tidak ingin mengecewakan kedua orang tua saya. Namun jujur dari hati yang paling dalam, saya tidak mau meninggalkan pasangan saya hanya karena sulitnya hidup setelah bersama nanti. Saya merasa apapun keadaaanya saya tidak akan pergi meninggalkannya. Menurut kalian para pembaca, solusi/saran/kritik/komentar kalian apa?
kamu usia berapa?udah lulus kuliah atau sudah bekerja? kalo masalah agama, lebih di fahami bagaimana kriteria calon isteri atau suami sebaiknya di pilih untuk masing2 agama yang kalian yakini, masalah agama soalnya berhadapannya langsung Tuhan. kalo kasta, mungkin ortunya lebih berat di agama jadi bawa2 masalah hal itu, bapak saya juga broken home tapi beliau punya tekad membuktikan bahwa bisa memiliki keluarga yang baik, alhamdulillah di lihatnya baik sekarang. saran tingkatkan iman, kalo gak sejalan sama ortu bicaranya tetep santun, banyak doa dan minta sama Alloh untuk d tetapkan hatinya.
Saya 20 tahun, memang masih jauh perjalanan saya. Namun terkadang, Ayah saya ini sering menyelipkan kalimat "Sebelum terlambat." Yang mana berarti saya secara tidak langsung di perintah untuk segera meinggalkan pasangan saya ini sebelum berlarut-larut. Kalau soal agama sendiri, saya sangat yakin, baik Saya maupun pasangan Sayapun tidak mempermasalahkan hal tersebut, kami merasa saling menerima dan saling mengerti terhadap perbedaan keyakinan kami.
Semua krn perbedaan y bro . . . Klu saya lihat dari ceritanya , berarti bro dan pasangan setuju utk pernikahan 2 keyakinan y bro? Klu mmg kalian mengerti dan sanggup , so itu pilihan. Klu perbedaan KASTA , kamu harus bisa membantu pasanganmu agar menjadi lebih layak bagimu di mata ortu .. kamu harus bisa membuktikan pilihanmu . . . Intinya apa yg disarankan orgtua sih sudah tepat , tapi kembali lg pada yg menjalani . . .
Iya kalau dari saya dan pasangan saya, semua setuju dan menerima saja terhadap perbedaan tersebut. Dan soal kasta, saya setuju sekali. Sering kali saya pikirkan bagaimana cara agar pasangan saya ini bisa mendapatkan simpati dari kedua orang tua saya ini. Dan ya tentunya orang tua tidak mungkin menyesatkan dan saya yakin itu yang terbaik. Saya sendiri mengira ayah saya bicara seperti itu karena pengalamannya di masa lampau. Hanya saja bagi saya tidak semudah itu untuk mengikuti logika yang ada pada realita ini, saya tau saya harus mengikuti logika yang mana logis dalam kehidupan tapi rasanya saya belum cukup sanggup untuk mengorbankan hati begitu saja. Entah antara logika atau perasaan yang harus saya pilih. Anyway, terima kasih banyak masukannya
Itulah yg disebut lika-liku kehidupan .. harapan dan kenyataan tdk selalu sama .. maka itu minta petunjuk tuhan bro . . . Agar pasangan mendapat tempat di hati orgtua? Lakukan semua hal yg positif . . . Saya nemu artikel ttg hal ini bro , buka di sini : http://cintalia.com/cinta/pacaran/penyebab-hubungan-tidak-direstui-orang-tua
Orangtua bicara dari pengalaman, mereka menghadapi kesulitan dan berharap Anda tidak perlu menghadapi masalah yang sama. Mereka juga pasti mengharapkan yang terbaik bagi Anda. Meskipun Anda sudah 20 tahun, bagi orangtua, Anda mungkin tetap terlihat seperti anak kecil yang ingusan dan naif. Saran saya, turuti kata orangtua dan tetaplah bersahabat dengan pasangan, setidaknya sampai Anda lulus kuliah dan bekerja. Kalau hati Anda dan pasangan belum berubah, coba bicarakan lagi bersama orangtua dengan logika Anda sebagai anggota masyarakat yang dewasa dan memahami tantangan hubungan lintas agama dan strata sosial. Jika pasangan Anda tidak menerima hal ini, maka dia belum sepenuhnya siap dengan hubungan lintas agama/strata sosial. Semoga membantu.
jgn pikirin cinta"an mulu.. http://googleweblight.com/?lite_url...893711&sig=AF9NedlfMN42ILLXBUBmd9Pe9wb9dm902Q
saya pikir nih bukan karna kasta melain kan agama. perkuat iman bro, sama tanya diri kamu sendiri yakin nih ngelepas iman cuma karena pasangan?
hai, @kapandega ini pendapat saya.. kamu sudah merasakan menjadi buah hati dari pasangan yang berbeda agama.. tidak bisa menyalahkan ortumu, karna mereka sudah merasakan dan itu sulit. tapi kamu yg lebih tau batasan kamu, bisa melalui atau tidak. keputusan yg kamu ambil harus dipikir baik baik, kalo kamu mau melangkah maju bersama ega, kamu harus pastikan bisa bahagiakan dia, krna ada kemungkinan ke depannya akan ada banyak kendala baik dari segi agama atau perbedaan 'kasta' yg kamu bicarakan.. tapi kalo tidak, lebih baik kamu mengikhlaskan agar tidak ada hati yg tersakiti..
Menurut ilmu agama yang sudah saya cari tau ataupun tanyakan. Hukumnya masih di halalkan untuk seorang pria (Islam) untuk menikah dengan seorang wanita yang mana kitab suci agamanya masi turun dari Allah swt (Katolik, Kristen) dan ya dengan syarat yang opsional, si wanita akan mengikut agama si pria. Sedangkan sebaliknya, wanita (Islam) menikah dengan pria yang bukan Islam meskipun kitabnya berasal dari Allah swt hukumnya haram. Anyway, terima kasih banyak masukannya
Untuk sekarang saya merasa benar-benar siap dang sanggup atas segala resiko dan konsekuensinya. Tapi ada benarnya juga jika saya harus memikirkannya lagi. Anyway, terima kasih banyak komentarnya
Harus dipikirin mateng2. bukan hal yg mudah juga ya soal gitu. saya juga pernah sayang sama orang yg beda agama tp kemudian saya denger cerita guru saya yg kurang lebih bilang kalo cinta itu jgn hanya sekadar cinta maksudnya di umur 20an itu biasanya ke arah duniawi gitu loh yg kepengen hidup bareng, punya anak.. tp katanya akan ada waktu setelah melewati usia 40an kita bakal lebih membutuhkan kebutuhan rohani. nah katanya sih di situ mulai ada masalahnya. Jadi, intinya kata guru saya pilihlah orang yg nantinya ya bisa saling mengingatkan agar kebutuhan rohani terpenuhi gitu soalnya biasanya itu sih yg jadi masalah dua orang yg beda agama. duh susah jelasinnya haha Intinya kembali lagi yakinin aja diri masing2. gak cuman kamu tp pasangan kamu juga harus bisa yakin sm hubungan ini kedepannya.
ya, ini juga pernah saya baca dan memang ada ketentuan nya, cuma sebaik nya ya di pikir lagi.mungkin ortu mu lebih tahu akan hal ini maka nya pengen anak nya tidak mengalami hal yang sama
kalau jadi menikah, trus kalian punya anak,, si anak ikut agama apa? apakah kalian sudah berpikir ke sana..? rumah tangga apabila berbeda keyakinan, pasti hub. mereka tidak akan lama, saya bilang begitu karena terjadi pada keluarga saya juga..
Dari awal sudah yakin gitu sam kayak saya hanya fikir bersama dan cinta.. Dipikir" dengan mateng ya sebelum nantinya menyesal, karna sya juga pernah pernah gitu sayang banget ke orang dan mengacuhkan nasihat orang tua saya pada akhirnya menyesal karna nasihat orang tua itu benar ..
Saya yakin karena ayah saya islam dan ibu saya katolik. Akhirnya ibu saya merelakan keyakinan yang telah dia anut selama bertahun tahun hanya karena seorang laki laki yang dia cintai yaitu ayah saya. Dan saya sendiri sekarang beragama Islam. Dan ya sebenarnya soal keyakinan itu tergantung si anak untuk memilih keyakinan aoa yang harus dia anut sesuai yang sudah diatur dalam salah satu pasal di UUD 1945 ysng mana isinya "Setiap orang berhak mendapatkam kebabasan beragama...." Kurang lebihnya begitu isinya, untuk pasal dan ayatnya saya tidak begitu yakin. Namun ya kembali ke logika, secara "otomatis" jika sang wanita mengikuti keyakinan sang pria. Demikian pula sang anak