Ayah dan ibuku, keduanya orang yang baik dan sangat memprioritaskan keluarganya, terlebih lagi anak-anaknya. Aku sayang dan sangat sangat menghormati mereka. Kehidupan kami dipenuhi gurauan, lucu, keluarga adalah tempat kami pulang. Tempatku pulang setelah masa sulit perkuliahan dan organisasi. Enam bulan yang lalu, semuanya berubah sejak ayahku mulai belajar agama. Aku senang ayahku lebih taat pada Tuhanku, aku pikir itu hal yang positif. Ternyata hal hal ini tidak berjalan sesederhana pikiranku. Sekitar empat bulan yang lalu, ibuku telepon minta aku pulang karena khawatir dengan ayah yang semakin cuek dan tidak dapat diajak bicara. Aku pun ikut khawatir, dan langsung meluncur dari kampus pulang ke rumah setelah sekian lama di kos. Tapi ayahku masih sama, dia masih ayahku yang selalu membelikan atau membuatkan makanan spesial setibanya aku di rumah, masih ayahku yang sangat menyayangiku. Aku pun menghibur ibuku, menenangkannya dengan kata-kata saja. "Ayah baik-baik aja bu, mungkin hanya perasaan ibu". Kejadian berlalu dengan cepat. Ayahku kini menjadi orang yang sangat taat dengan agama. Tidak pernah ia lewatkan shalat jamaah, ngaji, puasa, dan shalat sunnahnya pun puluhan kali. Tapi masih, aku masih percaya itu hal yang baik. Satu minggu yang lalu, ada yang tidak biasa dari ibuku. Beliau terus saja menangis dan fisiknya kian melemah. Hingga akhirnya aku tahu apa yang membuat beliau seperti itu. Ayahku meminta izin pada ibuku untuk poligami. Astaghfirullah... saya muslim. Saya mengerti poligami diperbolehkan dalam islam. Tapi saya terus bertanya dalam hati, kenapa kenapa kenapa. Apa keluarga kecil yang bahagia ini tidak cukup? Ayahku merasa amalan ibadahnya masih kurang. Ia ingin membawa serta ibuku, aku, adikku ke surga nanti. Beliau akan membawa kami ke surga dengan cara seperti itu. Surga yang sama sekali tidak kami rindukan. Ibuku tidak memberikan izin, tapi beliau terus berusaha mendekati, menghibur ayahku. Ibuku wanita yang sangat kuat. Tidak terbayangkan bagaimana hancurnya perasaan ibuku ketika ayah berkata demikian. Betapa sakit ibuku ketika terus menerima penolakan dari ayahku yang marah karena tidak diberi izin berpoligami. Adikku yang masih kecil tidak mengerti apa apa. Hanya aku yang harus bertahan untuk menguatkan ibuku. Aku pun terus berusaha mengembalikan ayahku seperti dulu, namun sakit sekali hatiku setiap melihat ayahku chatting, bahkan telepon dengan perempuan itu. Maaf aku sangat ingin tahu dan dengan lancang aku membaca pesan manis ayahku dengan perempuan itu dengan topik agama agama dan agama. Saat itu juga mungkin ayahku tidak sengaja me loud speaker sambungan teleponnya, jadi aku dapat mendengar suara wanita dengan jelas. Perempuan itu. Aku sangat kecewa. Ayahku yang kukenal tidak seperti ini. Semalaman ayah tidak tidur, shalat ia bilang. Di pagi hari matanya merah dan sepertinya terserang flu. Lagi, pagi ini pun ibuku masih menerima penolakan dari ayahku. Bahkan untuk sekedar bersalaman dan mencium tangan ayahku pun... ayah enggan. Demi Allah, aku sangat kalut. Aku tidak mengerti aliran agama apa yang dipelajari ayahku sampai beliau berbuat sejauh ini... beliau seperti dicuci otak. Tidak pernah lagi berbincang, ayah hanya terus menerus memainkan ponselnya. Terus beribadah tiada henti seperti melupakan keluarga kecilnya yang pernah bahagia ini. Adakah cara untuk mengembalikan ayahku seperti dulu?
Halo Mika ^^ , Aku sudah membaca permasalahan mu tentang ayah mu. Coba lah untuk meyakinkan ayah mu sekali lagi dengan berbincang bincang santai. Tapi, jika ayah mu mungkin masih belum bisa menghilangkan keinginan untuk melakukan poligami, maka yang harus kau lakukan sekarang adalah mengajak semua keluarga mu berkumpul dan menikmati waktu bersama untuk sementara. Mungkin saja ayah mu akan tersadar akan bagaimana keluarga mu yang saat ini membutuh kan sosok ayah mu yang dulu. Mika, jika kau memang menyayangi ayah mu yang dulu maka coba lah lebih keras lagi agar ayah mu dapat yakin dengan mu. Memang agama itu sangat lah penting, tapi meninggal kan sebuah keluarga dan meminta poligami dari sang istri tapi sang istri tak rela, maka sama saja ayah mu telah berdosa. Jadi semangat ya ^^ . Semoga kamu berhasil ^^
rasanya aneh sekali ya, ayahmu beribadah tapi bukannya beribadah sama keluarganya malah beribadah sama cewe yg bukan mahramnya. apakah ayahmu tau kalau itu dosa? saya nggak tau ibadah seperti apa yg ayahmu lakukan sama cewe itu sampai ayahmu brpikir poligami itu pasti masuk surga. apa ayahmu ga tau klo tanggung jawab pria yg brpoligami itu lbh besar dibanding yg punya 1 istri? klo dia ga bisa brsikap adil, maka neraka yg didapat, ini nggak main" ya. papamu saat ini aja cuma punya 1 istri tp udah nelantarin, gimana klo punya dua? mending km cerita sama ustadz di sekitar rumahmu atau org yg punya ilmu agama bagus kayak imam mesjid, pokoknya orang yg ayahmu segani dan bisa beliau dengar prkataannya untuk menasehati ayahmu. karena biasanya org tua itu nggak mau dinasehati sama anaknya.
coba cari tahu saja aliran apa yg di anut beliau,,, coba2 kamu ngobrol2, pura2 interest tentng yg beliau jalani,,, lalu kalian diskusi,,, yg saya ketahui akibat dr ketidakadilan itu sndiri seperti yg dibawah ini: “Siapa yang memiliki dua orang istri lalu ia cenderung kepada salah seorang di antara keduanya, maka ia datang pada hari kiamat dalam keadaan badannya miring.” (HR. Abu Daud no. 2133, Ibnu Majah no. 1969, An Nasai no. 3394. Syaikh Al Albani) tp sebelumnya kamu belajar juga soal poligami it sndiri,,, maksudnya adil it bgm,,, hukuman di akhirat buat yg tdk bisa bersikap adil untk poligami seperti apa,,, jd saat kamu ngobrol2 santai km punya bahan,,, tak apa klw beliau menyanggah, setidakny dia tahu anakny concern sm keluarganya, sm apa yg terjadi,,, lalu kamu perkuat deh sm sarannya @juzie dibawah ini: ________________________ Aaaa,,, bikin emosi baca2 bginian, pria2 itu banyak sekali yg egois, meng-atasnama-kan agama lalu bisa melakukan semaunya. Maaf ya saya ikut2an emosi
Waduh, saran aja sih, kalo bisa cari tahu deh, kumpulan ayahmu itu, trs...gmana ya? Poligami dibolehin di Islam, tp ya sapa yg rela ya? Doain aja deh, supaya dibuka pintu hati ayahmu...minta yg terbaik sama Allah, pasti ada hikmah penting dr ini semua...duh, sabar ya...
Poligami ndak ada hubungannya dengan kesalehan, itu perkara kamar saja. Orang salah mengartikan dalam agama, poligami memang diperbolehkan namun yang perlu diperhatikan sebab dan akibatnya, sungguh bodoh manusia berpoligami dengan alasan ketaatan alasan agama, yang perlu kamu perhatikan itu ibumu, bukan kelakuan ayahmu yang berpoligami, karena percuma kamu bertanya2 ayahmu kenapa bisa begitu, dia gak bakal ngerti karna udah terlanjur ketutup telinganya dengan alasan agama. Perhatikan ibumu baik2 supaya gak salah langkah,
Kl curhat sama ustad ato kyai pun harus diperhatikan sebab akibatnya jangan asal. Soalnya jaman sekarang banyak juga ustad ngertinya cuma ayat tapi gak ngerti manusia. Pertimbangan urusan poligami/nikah lebih dari 1 banyak dan cukup rumit. Gak bisa adil jika cuma ayat saja.