Dia memaki-makiku di depan semua siswa lain. Tapi aku sendirian. Dan tak ada yang benar-benar bisa kulakukan. Seluruh tubuhku bergetar karena dia tidak hanya melontarkan kata-kata kasar, tapi dia mendorong meja di depanku dengan kakinya. Setelah itu dia mendorong tubuhku beberapa kali sampai aku jatuh terjerembab di lantai. Semua orang hanya menonton bahkan bersorak dan meneriakiku dengan kata-kata yang tak kalah kasarnya. Karena aku tidak mempunyai teman di kelas atau bahkan di sekolah ini. Tidak ada yang benar-benar menyukaiku dan rasanya aku ingin mati. Aku ingin lenyap dari bumi. Aku tidak pantas diperlakukan seperti itu hanya karena aku tak bisa membalasnya. Aku menangis sampai mataku bengkak sepanjang siang sampai detik ini. Karena aku sendirian. Guru-guru tidak peduli lagi karena aku sudah terlampau sering disakiti. Wali kelasku sendiri lebih memilih untuk memihak seisi kelas yang membenciku, daripada memihak satu anak. Orangtuaku tidak pernah benar-benar peduli kepadaku. Jika aku bercerita pada mereka, mereka akan memotong bicaraku kemudian memarahiku karena aku seharusnya bisa memiliki banyak teman, tapi aku malah memiliki banyak musuh. Lelaki yang kucintai tidak mencintaiku dan ia tak peduli. Aku tertekan. Aku sendirian. Aku ingin mati, karena kurasa hanya pada saat itulah orang-orang akan bersimpati. Saat mereka mendatangi pemakamanku, baru mereka akan tahu bahwa tindakan bullying bisa membunuh siapa saja di luar sana. Terima kasih jika kalian membaca kisahku ini dan mengatakan bahwa aku bukanlah orang yang paling menderita di dunia. Aku tau bahwa di luar sana ada banyak yang kelaparan, sebatang kara, cacat, miskin, atau apalah itu. Tapi sebagai siswi SMA, aku tidak pernah merasa memiliki seorangpun teman di sekolah. Bagaimana rasanya? Aku bangun pagi dengan rasa depresi, tiap pagi aku berjuang untuk menyingkirkan kekhawatiran tentang apa lagi yang akan terjadi seharian ini. Aku harus mengerjakan tugas kelompok sendiri. Aku juga duduk sendiri. Semua orang menghindariku. Aku menerima ejekan dan olok-olok saat aku di kelas, berjalan ke kantin, ke kamar mandi, ke mushola, ke koperasi siswa. Tidak ada yang mau bicara padaku. Ditambah lagi, harus mendapatkan nilai UN dan 3 ujian lain yang baik dengan keadaan psikis seperti ini. Mudah, begitu mudah bagiku untuk menyerah saat langit gelap dan derita menyayat-nyayat. Stay in highschool the struggle is Dia memaki-makiku di depan semua siswa lain. Tapi aku sendirian. Dan tak ada yang benar-benar bisa kulakukan. Seluruh tubuhku bergetar karena dia tidak hanya melontarkan kata-kata kasar, tapi dia mendorong meja di depanku dengan kakinya. Setelah itu dia mendorong tubuhku beberapa kali sampai aku jatuh terjerembab di lantai. Semua orang hanya menonton bahkan bersorak dan meneriakiku dengan kata-kata yang tak kalah kasarnya. Karena aku tidak mempunyai teman di kelas atau bahkan di sekolah ini. Tidak ada yang benar-benar menyukaiku dan rasanya aku ingin mati. Aku ingin lenyap dari bumi. Aku tidak pantas diperlakukan seperti itu hanya karena aku tak bisa membalasnya. Aku menangis sampai mataku bengkak sepanjang siang sampai detik ini. Karena aku sendirian. Guru-guru tidak peduli lagi karena aku sudah terlampau sering disakiti. Wali kelasku sendiri lebih memilih untuk memihak seisi kelas yang membenciku, daripada memihak satu anak. Orangtuaku tidak pernah benar-benar peduli kepadaku. Jika aku bercerita pada mereka, mereka akan memotong bicaraku kemudian memarahiku karena aku seharusnya bisa memiliki banyak teman, tapi aku malah memiliki banyak musuh. Lelaki yang kucintai tidak mencintaiku dan ia tak peduli. Aku tertekan. Aku sendirian. Aku ingin mati, karena kurasa hanya pada saat itulah orang-orang akan bersimpati. Saat mereka mendatangi pemakamanku, baru mereka akan tahu bahwa tindakan bullying bisa membunuh siapa saja di luar sana. Terima kasih jika kalian membaca kisahku ini dan mengatakan bahwa aku bukanlah orang yang paling menderita di dunia. Aku tau bahwa di luar sana ada banyak yang kelaparan, sebatang kara, cacat, miskin, atau apalah itu. Tapi sebagai siswi SMA, aku tidak pernah merasa memiliki seorangpun teman di sekolah. Bagaimana rasanya? Aku bangun pagi dengan rasa depresi, tiap pagi aku berjuang untuk menyingkirkan kekhawatiran tentang apa lagi yang akan terjadi seharian ini. Aku harus mengerjakan tugas kelompok sendiri. Aku juga duduk sendiri. Semua orang menghindariku. Aku menerima ejekan dan olok-olok saat aku di kelas, berjalan ke kantin, ke kamar mandi, ke mushola, ke koperasi siswa. Aku menghadapi ketakutan, bagaimana jika ada yang melukai fisikku lebih jauh seperti yang seseorang lakukan tadi siang? Tak ada yang datang membela, mereka lupa bahwa aku juga manusia. Tidak ada yang mau bicara padaku. Ditambah lagi, harus mendapatkan nilai UN dan 3 ujian lain yang baik dengan keadaan psikis seperti ini. Mudah, begitu mudah bagiku untuk menyerah saat langit gelap dan derita menyayat-nyayat. Aku tidak pernah tahu apa kesalahanku sampai aku pantas mendapat perlakuan yang demikian. Aku bertanya pada semua orang, tapi hanya ada tertawaan sebagai jawaban. Aku kemudian meminta maaf dengan setulus-tulusnya andaikata aku bersalah. Tapi tak ada yang berubah. Stay in highschool the struggle is real! Pernahkah kau menjalani kehidupanku? Menghabiskan satu menit di posisiku? Jika tidak, katakan padaku mengapa Kau menghakimiku seperti itu.
Halo kk. Masa sekolah memang tidak mudah bagi sebagian orang. Saya hanya bisa menguatkan hati kk bahwa penderitaan yang kk alami kelak akan berakhir. Setelah kk lulus sekolah, kk bisa mencari lingkungan baru dan memulai lagi hidup baru. Fokuslah pada hal-hal yang bisa kk lakukan sekarang, tidak mudah tapi bukannya tidak mungkin. Apa yang kk alami sekarang itu tidak adil, tapi percayalah bahwa karma itu ada. Dengan respon yang tepat, masa depan kk bisa membayar penderitaan yang kk alami saat ini. Sewaktu SMP saya juga mengalami bullying oleh teman, guru, bahkan orangtua murid. Semua bermula dari pelecehan yang dilakukan oleh seorang teman dan guru komputer pada saya. Saya tidak ingin membahas detailnya tapi apa yang terjadi saat ini membuktikan keyakinan saya bahwa hidup bukan ditentukan oleh keadilan, tapi oleh respon. Mereka yang dulu melukai saya sekarang bekerja untuk saya. Seandainya dulu saya memutuskan untuk menyerah, maka saya tidak akan melihat permainan nasib ini. Jadi jangan menyerah. Hidup kk di sekolah akan selesai dalam waktu 2-3 tahun lagi, tapi masa depan masih panjang.
Aku pernah 6 tahun masa SMP-SMA selalu disisihkan dan dianggap gak ada. Dijadikan objek hinaan. Dijadikan objek tuduhan dan sakitnya saat tuduhan terbukti bukan aku yang melakukan, mereka sedikitpun tak meminta maaf padaku. Masa sekolah seperti berada dalam zona perang. Tiap hari ada saja kejutan tak menyenangkan Tapi aku tau, tiap orang punya masalah dan mungkin inilah problem hidupku. Berkaca pada orang lain yg gak bisa sekolah, aku harus berjuang untuk masa depanku sendiri. Toh aku hidup bukan bertugas untuk menyenangkan orang lain kok Biarin mereka menjauhiku Bahkan aku dianggap aneh haha I love myself Kamu juga kudu kuat ya Tuhan ngasi kamu nafas bukan untuk bikin kamu bersedih kok Tapi anggap ini tempaan keras agar kamu bisa jadi pedang tajam di masa depan nanti Tersenyumlah
saya juga orang yang cenderung sering dibully, tapi saya cuma bisa diam, ngalah, jadi apa yg mereka mau didepan mereka, diluar itu saya tetap jadi diri saya. sehari2 emang berjalan ga kaya anak normal, mereka benci saya, tapi paling ngga saya gak membuat mereka menganggap saya musuh. saya membuat mereka mengabaikan saya saja daripada dibully, toh diabaikan itu ga lebih sakit, mungkin perlahan mereka bisa mengerti. diabaikan 2tahun lebih, tapi karena saya selalu peduli dgn mereka, jadi sekarang walaupun saya dan mereka bukan teman2 yg bisa berdekatan, setidaknya mereka sudah mulai menyukai saya. sekolah cuma sebentar
udah lulus SMA? coba km menelaah kenapa mereka mmbully km, biasanya org dibully krn ada 'sesuatu' pada dirinya yg membuat org seneng ngebully, mungkin km trlalu pendiam dan trkesan menjauhi pergaulan sehingga mereka yg mmbully jadi pengen ngeliat ngimana 'reaksi'mu (mungkin) saya sarankan jgn jd antisosial krn malah bisa bakal terulang lagi. kamu punya hobi? bisa gabung dgn org" yg punya hobi sama dgnmu. semoga nanti masuk kuliah udah ga ada bully"an lagi ya sist, tetap semangat
bulli itu kelakuan anjing setan... gua paling benci aksi buli, dari SMP sampe SMA gua kelas 1 pasti gembalang gembeleng, kelas 2 gembalang gembeleng setengahnya, kelas 3 kalem di pelotoin adik kelas pun mending diem... dan dari kelas satu sampe kelas tiga gak pernah ada kejadian buli ke aku... saran buat kamu lawan sebisanya, kalo perlu fisik sekalian jangan mau di injek injek sama yg lebih berkuasa doktrin pendidikan kita coba lihat harus hormat sama senior menindas atau menyepelekan junior itu fakta .. MOS itu awal dari pembetukan karakter seperti itu, kisah gua: mos di tantang senior ane cuma diem pas ketemu di tempat umum ane deketin udah basi kaya monyet mabok
junior juga jangan kurang ajar sama seniornya, seniornya jalan di depan eh junior main sambar aja jalan ga ada sopan santun, sekarang kan udah banyak yg gitu btw, itu kayaknya suara hatimu yg trdalam ya bro
Hi diana. Aku tahu apa yang kamu rasakan. Karena aku sendiri pun tak memiliki teman di kelas. Bisa dibilang satu kelas membenciku, tapi bedanya mereka tak berani menunjukkannya karena pernah sekali ada orang yang membullyku lewat kata-kata, dan aku tak segan untuk membalasnya. Kau tahu, kadang ada saatnya kita harus bertindak jika tidak ingin ditindas, dan jangan terus berdiam diri seperti itu. Bisa-bisa mereka menindasmu terus, dan kalau bisa carilah teman. Aku tahu mencari teman di keadaan seperti itu cukup sulit, tapi tak ada salahnya mencoba berkenalan dengan teman di kelas yang lain, jika kelasmu sudah benar-benar tak menerimamu.
Kamu pernah curhat juga tahun lalu disini aku inget karna aku yg ngirim email ke kamu. Kamu masih di keadaan yg sama gak ada yg berubah malah makin buruk, kamu sekarang ngerasa depresi tapi aku mohon dengan sangat! Jangan pernah berpikir sedikitpun untuk mengakhiri hidupmu, selalu percaya roda berputar dan karma selalu berlaku sekarang kamu tersiksa dari fisik maupun psikis tapi kamu harus tahan banting kelak dimasa depan kalau kamu ketemu sama manusia macam mereka kamu udah biasa kamu cukup senyumin aja sisanya serahin ke Tuhan. Gak akan ada pelangi kalo gak ada hujan. Sekarang apa rencana mu?
Banyuwangi Children Center (BCC/PPATK) di nomor 0821-3937-4444 (call center, sms, whatsapp) udah ada setau sy mba. Segera dicoba. Bully yg mba alami udah amat parah bener kalo sy bilang. Sy baru ngeh mba Diana anak Banyuwangi, Jatim. Itu nomer resmi pengaduan kekerasan anak, bullying, di sekolah, keluarga, dsb. Dibentuk pemkab Banyuwangi tahun lalu. Ada rilisnya soal ini pasti mba. Nanti biar mrk komunikasi ke ortu. Pemulihan juga pasti disediakan. Banyuwangi juga punya Perda #1/2012 khusus ttg perlindungan anak. Apalagi pemkab Banyuwangi udah dapet penghargaan 2 thn lalu dr KPAI (Komisi Perlindungan Anak), katanya. Koordinasinya langsung ke PP2TPA (Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak). Kalo gak salah itu bagian dr Kepolisian Resort Banyuwangi. Pengaduan penanganan lintas sektor/region/distrik: pemda, aparat, tokoh setempat, guru, siswa, petugas medis. Kalo pengaduan penanganan kekerasan (seksual maupun) fisik anak otomatis terkoneksi ke grup wa [pak Abdullah Azwar Anas (kalo beliau msh Bupati Banyuwangi), kapolres, kepala kejaksaan, ada disitu]. Harapan sy, semoga BCC udah bener2 optimal. Ini program serius bener kok kayaknya ngegodoknya. BCC juga sosialisasi program ke sekolah, guru, OSIS, katanya. Mereka yg ngegubrak ke sekolah utk kasus bullying. Buat sy, mba Diana, kasus kekerasan spt bullying hrs diselesaikan secara saklek, lingkaran yg hrs diputus. Apalagi anak2 [catt.: SMU msh kategori anak2], di sekolah pula (ini tempat aktif siswa 75% per hari). Dari riset Plan & ICRW, 85% anak Indonesia dari tiap 9-10 ribu anak2 dibully; tertinggi di Asia. Kekerasan psikis, fisik, tawuran, kebijakan sekolah tak adil, dan bullying. Kasus bully di sekolah masuk ranah hukum pidana yg serius. Pembiarannya juga dikenai kasus. Pelajaran setimpal yg bisa km kasih ke pembully untuk membuat mrk jera dan malu adalah pelaporan. Posisi bisa jauh berbalik, pembully km yg memohon2 ke km agar pengaduan dicabut. Disitu km ikut memutus lingkarannya & menjadi subyek. Melanggar UU 35/2014 perlindungan anak, terutama Pasal 54 UU 35/2014 di lingkungan pendidikan. Dikenakan pasal berlapis. Diantaranya Pasal 76C, Pasal 80, Pasal 82. Salah satu pasal mengatur denda sampai durasi pidana penjara tergantung cidera yg diderita korban. Pelaku minimal dikeluarkan dr sekolah. Salah satu kasus yg pernah ada setau sy dilapor dan dijerat Pasal 281 KUHP dan Pasal 82 UU 23/2002 (35/2014). Hal yg sama udah terjadi di sekolah2 (Don Bosco Pdk Indah, SMAN 70, SMAN 9 Tgr, SDN 07, SMPN 4 Binjai, dsb). Perpeloncoan bahkan diatur Surat Dirjen Manajemen Pendidikan sekarang ini; gak bisa ngasal. [Kalo ada perbullyan: Ekspos nama sekolah jika ada pembiaran dan sangkalan. Bawa ke permukaan lewat media, socmed, dsb. Lapor KPAI, lembaga2 terkait (Diana ada BCC/PPATK & PP2TPA) & pihak berwajib. Pakai perangkat undang2 yg ada]. Km itungannya udh sejak thn lalu or lebih. Jadi udh rutin lama. Kalo boleh bawa hp ke kelas, sementara ada pengaduan, secerdiknya rekam jejak apa saja pake hp (kejadian, tanda, indikasi, dsb). Kalo km diam, pembullyan (ke km dan) anak2 lain setelahnya bakal terus2an ada & pihak sekolah hny akan menganggapnya kelaziman. Mereka pihak yg paling melanggar. Kalo km perlu ada yg dampingi, cari anggota keluarga lain, spy sokong. Sy juga dulu dibully, kekerasan fisik juga. Parah juga. Tp oleh guru2. Taraf perusakan psikis yg dilakukan tenaga pengajar. Itu kenapa selama sekolah sy berbenturan hebat sama sistem pendidikan (yg bobrok). Puncaknya di sekolah menengah. Tp sy gak sendiri. Sy & beberapa temen deket termasuk kurang beruntung punya periode ancur2an gitu. Pernah ada perlawanan/pembalasan yg sengit disitu memang, tp gak bikin akarnya kelar. Di masa sy, isu bully & kekerasan di sekolah blm seasimilasi sekarang. Seringkali siswa yg dihukum. Itu masa lalu, ikut ngebentuk masa berikutnya. Untuk sy & temen2 deket (salah 1 sdh meninggal), kita bertahan scr psikis & bertumbuh. Kamu sama sekali gak sendirian mba Diana. Ada sistem penyokong. Sampaikan hal2 diatas kalo ada kasus2 serupa di sekitar. Jadi penolong diri km & anak2 lain. Semoga lukamu lbh lekas sembuh. Satu lagi, … kalo kamu merasa gak sanggup melakukannya, …. maka kamu sanggup. [Info aja: Sekarang ada istilah bully berbasis SOGIEB (Sexual Orientation, Gender Identity, Expression and Body) merujuk LGBT. Walaupun fatal sekalipun cenderung gak kedengeran, pdhl kasus2 lgbt sebenernya berlapis. Meski perlindungan minoritas lgbt “digolongkan” dlm Permendagri No.27 Tahun 2014 (katanya), tapi pemenuhan HAM-nya gak siap, masih banyak peraturan2 diskriminatif dlm perda propinsi, daerah, kota. Kalo SOGIEB menimpa anak2, basisnya tetep dipakai UU 35/2014].
ya elah apa ya jalan di depan senior harus hormat? nah kalo jalanya sempoyongan ntar di kata cupu.. hahha itu lah bro ntah kenapa saya paling benci tunduk sama sesuatu yg lebih senior
Haii.. kmu sekolah dimana sih? penyebab anak jadi bahan bully ada banyak.. Bisa jadi dia pintar.. Atau mungkin kuper.. Mungkin juga ngga kaya.. dan macam2.. Aku ngga pernah ada di posisi kmu, tapi aku juga ngga pernah di bully, cm aku ngerti rasanya di posisi kmu, memang tdk enak.. klo kmu udah mau lulus sma, atau smp.. dan masuk di sekolah yg baru.. Kmu hrus berubah gmna caranya ngga di bully.. Cantiknya wanita itu ngga selalu dr fisik loh,, lebih ke hati, dan penampilan.. mungkin kmu bisa mengubah penampilan kmu.. mulai sekarang km hrus pandai bergaul.. Misal km punya hobi, bisa di salurkan hobi kmu., Yg penting km hrus buktikan ke mereka semua klo kmu sanggup, km bisa berubah, km bisa jd lebih dr mereka semua yg bully km.. saat itu terjadi km akan merasa puas n bahagia.. Yg pastii jngan sesekali mncoba utk bunuh diri,, artinya kmu kalah.. Hidup ini sebenernya indah lohh.. sayang sekali klo kmu sia2kan..