The Best Damn Thing

Discussion in 'Ruang Curhat' started by RinRinRin, 9 April 2018.

Silakan gabung jadi member agar bisa posting
?

apa yang harus saya lakukan agar mereka dan saya sendiri tidak merasa tersakiti?

  1. tetap diam

  2. mengatakn semuanya

Multiple votes are allowed.
Results are only viewable after voting.
  1. RinRinRin

    RinRinRin New Member

    Saya mempunyai seorang kakak kandung yang saya merasa sangat menyayanginya. Entah seberapa banyak dan berkali-kali kakak saya itu menyakiti hati saya kenapa saya masih sangat menyayanginya.
    Saya bukan berasal dari keluarga biasa-biasa saja. Orang tua saya khusunya ayah saya dari keci sudah mendidik kami dengan kedisplinan, indivudualisme, dan dituntut untuk berpikiran dewasa sejak dini. Pendidikan itu seperti telah mendarah daging pada kakak saya, sehingga dia menjadi seorang yang memiliki sifat individualisme yang cukup tinggi, angkuh, keras kepala, dan cukup atau bahkan egois. Apapun yang terjadi entah itu dlam keluarga ataupun dimana saja selama itu tidak mengganggu nya dia tidak bermasalah dengan itu. Namun ada satu sifat yang sangat menyiksa saya yaitu over protektif nya. Saya tahu jika saya anak perempuan satu-satu nya tapi apakah harus seperti ini? sejak kecil hingga saya SMK kakak saya sebisa mungkin tidak akan membiarkan saya keluar sendiri walaupun itu untuk mengerjakan tugas, ataupun lainnya seperti menikmati waktu untuk keluar bersama teman-teman saya. Padahal jika saya memiliki seorang teman keluarga saya tahu segala nya tentang teman saya itu. Jadi tidak ada seorang teman pun yang keluarga saya tidak mengenalnya dengan benar. Tapi tetap saja kakak saya tetap berperilaku seperti itu.
    Disaat saya sudah memasuki masa remaja dan mulai memasuki perkuliahan pikiran saya mulai berteriak lebih kencang. Karena ada beberapa mata kuliah saya yang membahas tentang psikologi manusia, membuat saya terasa hampa. Pengetahuan-pengetahaun itu seakan memberikan penjabaran nyata tentang apa yang selama ini saya rasakan. Saya telah dan masih akan terus menerima semuanya.
    Namun tetap saja ada saat dimana saya merasa sangat sakit dengan perilaku dan kata-kata kakak saya pada saya. Seperti disaat dia mengatakan, "makanya jangan main terus." Itu sangat menyakitkan bagi saya, karena kenyataan nya saya tidak pernah bermain, saya pulang jam 8 malam atau terlambat itu karena memang saya sedang mengerjakan tugas-tugas sekolah saya. Bahkan tak jarang jika saya sedang mengerjakan tugas di warnet ayah saya atau adik saya ikut menemani hingga saya selesai. Saya pun sudah menjelaskan hal itu pada kakak tapi kenapa dia selalu mengatakan hal itu berulang-ulang?? Selama ini saya tidak pernah membantah apapun aturan yang dia berikan untuk saya meskipun peraturan itu sangat menyakiti saya saya tetap melaksanakan nya. Masa remaja saya hanya saya habiskan untuk belajar dan selebihkan berdiam diri dirumah, jika dia atau keluarga saya tidak mengajak saya untuk keluar rumah dengan berbagai alasan saya juga tidak akan keluar rumah. Terkadang saya merasa sangat muak dengan kenyataan ini karena saya merasa hidup ku ini sangat membosan kan. Pikiran saya berteriak sangat kencang pada semua orang, orang tua saya, kakak saya , dan semua.... kenapa harus aku yang mengalah untuk memahami mereka semua??? kenapa atau bahkan pernahkan mereka mencoba untuk memahami saja walaupun itu sekejap saja???? Namun pada akhirnya saya hanya bisa DIAM seribu bahasa. Saya lebih memilih melakukan hal itu karena saya selalu berpikir jika saya mencoba untuk meluapkan apa yang saya pendam itu hanya akan membuat mereka sakit hati, membuat keluarga saya kacau, membuat orang tua saya kecewa, dan saya akab sangat merasa bersalah jika itu sampai terjadi.
    Lalu apa yang saya harus lakukan?
     
  2. puccy

    puccy Member

    mba.. justru aq seneng lho dg tindakan yg dilakukan oleh abg n ayahmu yg menjaga qm.. krn mereka mencegah qm biar ga terjadi apa2.. biar ga merasakan trauma yg qm sendiri ga sanggup utk menanggungnya ntr.. kyk dilecehkan atau diperkosa.. ga gampang menjaga adek perempuan.. aq sendiri perempuan dan punya 3 org adek cewe smua.. aq bisa rasain gmn mereka justru sayang ke mba... blom tentu ntr mba nikah.. akan dpt perlakuan yg lebih baik dr keluarga mba..
     
  3. reiha

    reiha Well-Known Member

    Memang aneh juga kalau orang yang berprinsip individualisme malah menetapkan peraturan-peraturan ketat, padahal setahu saya individualis menjunjung kebebasan dan kemandirian. Tapi benar kata kk @puccy, mungkin mereka mencemaskan pergaulan kk, sebab berita tentang pergaulan anak muda zaman sekarang didominasi oleh hal-hal negatif. Bukannya mereka tidak percaya pada kk, tapi 'khawatir' pada orangtua itu sama seperti 'menangis' pada bayi.

    Saya bukannya bilang bahwa overprotektif itu sikap yang terbaik. Kalau kk merasa membutuhkan ruang pribadi yang lebih luas, minta saja. Kalau kk diam terus, mereka berpikir bahwa kk memang tipe orang lemah yang perlu dilindungi. Kalau kk tersinggung pada ucapan kk, koreksi saja dengan sopan. Bertengkar dan rekonsiliasi adalah hal yang wajar dalam keluarga, kok.

    Tetap semangat ya.
     
    Shadow likes this.

Share This Page