Bukan Media Pembelajaran

Discussion in 'Ruang Curhat' started by Mugen Han, 30 July 2015.

Silakan gabung jadi member agar bisa posting
  1. Mugen Han

    Mugen Han New Member

    Aneh...
    itulah perasaan yang saya rasakan.

    siang ini 30072015 dpt telpon dari marketing Prudensial yang bekerjasama dengan UOB yang menawarkan program peng-coveran atas ketidak mampuan pembayaran kartu kredit yang disebabkan oleh kecelakaan, gangguan, kesehatan, dan ketidak mampuan mendapatkan penghasilan untuk membayar tagihan kartu kredit.


    Marketing bilang, akan mengcover seluruh total tagihan, hingga tagihan berjalan dengan beberapa syarat diantaranya Harus klaim (baik pemegang kartu atau anggota keluarga) yang dilengkapi juga dengan keterangan kesehatan dari Dokter.

    pada tema disitu saya bertanya ;

    saya : "Mbak, surat keterangan Dokter buat apa?"
    MKT : "Untuk kelengkapan persyaratan pak."

    Saya : "Proses peng-klaim an seperti apa Mbak?"
    Mkt : "Nantinya bapak/keluarga mengisi formulir dan dilengkapi persyaratannya ke kami. . Semuanya tercatat dalam buku polis yang akan kami kirimkan ke alamat bapak maksimal 20 hari."

    Saya : "Mbak persyaratan klaim dan prosesnya gimana ya mbak?"
    Mkt : "Nanti setelah bapak ikut kepesertaan akan kami kirimkan buku polis ke alamat bapak. Didalamnya tercantum semua ketentuannya, pak."

    sebelum marketing berbicara lebih panjang...
    karena sering saya ditelfon marketing dari banyak perusahaan, saya paham, kalau saya cuma diam, mereka akan terus bicara panjang lebar tanpa menghiraukan tanggapan ataupun sanggahan dari kita dan endingnya Untuk polis bisa kami kirim ke alamat mana pak?.

    Sebelum kata-kata itu keluar, kuajukan pertanyaan duluan,

    Saya : "Mbak, boleh saya dikirimkan dulu untuk saya pelajari?"
    Mkt : "Maaf pak, Polis ini bukanlah media Pembelajaran."

    dalam hati..... W*** T** F****

    dengan sabar dan nada datar lalu kujawab,

    "Ow, yaudah mbak. saya di-skip (dilewatkan untuk programnya) aja mbak."

    dan dengan tenangnya Mkt (Marketing) tadi menjawab

    Mkt : "Baik pak."

    o_O
    Gak biasanya Mkt akan nyerah gitu aja..
    tumben dia gak nerusin serangannya,
    biasanya Mkt yg berpengalaman seperti itu tidak akan nyerah gtu aja.


    Point yang saya petik;

    # - Mereka dengan enaknya mengatakan Bukan Media Pembelajaran??????
    Mereka yang butuh kita.......tetapi dibuat kita menjadi Konsumen BODOOHHHH.
    (maaf, kecuali bagi temen-temen yg bener-bener butuh Asuransi ya, karna saya juga udah pake asuransi yg lain.)

    Kita dibuat menyepakati perjanjian yang kita sendiri belum paham akan detail isinya.

    # - Indonesia makin hancur
    oleh Marketing bodoh yang dengan tidak sengaja juga membodohi bangsa sendiri.

    Kalo negara lain, menjajah itu menjajah Negara Lain....
    Membodohi negara lain untuk mengikuti strategi yang mereka terapkan.
    Lha... ini kok menjajah Warga Negara Sendiri....

    ## Harapan saya sih ga muluk muluk....

    Semoga kita semua mau belajar Cerdas.

    bukan untuk membodohi orang yang kurang cerdas...
    akan tetapi untuk membagi kecerdasan kita dengan orang-orang disekitar kita...

    *
    Jika jadi Marketing, jadilah marketing yang Cerdas menggunakan Hati Nurani.
    marketing
    sebenarnya adalah Guru yang Turun ke Jalan.
    Jalankan amahan itu..

    karena jika tidak, kamu adalah marketing bodoh yang hanya bisa membodohi orang yang lebih bodoh.


    Mari kita kejar ketertinggalan Negara kita dengan Negara Maju diluar sana..

    Saya sebagai warga negara Indonesia sebenarnya merasa Jijik, eneg, jenuh, Muak dengan segala ketertinggalan serta Warisan Budaya Penjajahan yang ditinggalkan para leluhur.

    Akan tetapi..
    Saya masih merasa jauh Lebih Berbangga, karena Indonesia adalah Negara yang memiliki Hati Nurani.

    Indonesia :

    Kaya Pulau
    Kaya Budaya
    Kaya Penduduk
    Kaya Ilmu
    Kaya Kreativitas
    dan masih buanyak lagiii

    Cintailah Dirimu dengan Tulus, bukan dengan Ego.
    Maka kau akan bisa mencintai sekitarmu.


    Tanamkan Berpikir Positif dan Kejujuran dengan berpegang pada yang Kuasa.

    Ngomong Kotor/Menghujat dengan hati yang bersih lebih bermartabat daripada berkata halus tetapi Nurani Keropos.

    Maaf, belepotan nyusunnya...
    Just sharing..

    By;
    Mugen Han
    Pemuja Jiwa yang Lepas
     

Share This Page