Kalo masih ada yg bangun saat tengah malam begini, maukah kalian mendengar ceritaku? Aku bingung memulainya dari mana.. Aku seperti hidup di angan-anganku sendiri. Aku sering kali berkhayal apa yang akan terjadi, memikirkan detailnya se-presisi mungkin, padahal aku sedang melakukan hal lain. Aku sering kali buru2 ketika di jalan, atau ketika di suatu tempat, demi segera melangsungkan angan-anganku itu... Tapi, setelah tiba waktunya, aku malah sibuk dengan angan-anganku berikutnya. Aku juga suka sekali tidur. Karena saat tidur aku bermimpi. Malah kadang aku sengaja tidur lagi di pagi hari supaya aku terus bermimpi. Karena di mimpi kita bisa melakukan apapun yg kita suka, lebih menantang, dan kalo mimpinya buruk kita bisa bangun. Setelah itu bisa tidur lagi, dg mimpi yg berbeda tentu saja. Realita menjadi tidak menarik bagiku. Karena biasanya, realita yg terjadi tidak sesuai dengan apa yg aku angankan. Begitu flat, membosankan, aku kurang bisa menikmatinya. Aku hidup tapi rasanya tidak hidup. Aku kesulitan berada secara nyata di kehidupan yg sedang aku jalani ini. Aku kesulitan fokus menikmati waktu yg bergulir. Sampai kepalaku sakit dan aku bosan. Aku sering sedih tidak tau sebabnya, sering merasa kesepian, sering merasa bodoh dan tidak berguna. Aku pikir kekacauanku ini akibat aku yg selalu hidup di angan-angan ini. Kuharap aku bisa hidup dg baik di realita. Bisa fokus menikmati perasaan2 yg nyata, angin yg berhembus, cahaya matahari, dan awan yg berarak. Tapi jujur saja ini sulit sekali. Aku bahkan sering mengarang cerita ke orang lain demi cerita hidup yg sesuai dengan skenario angan-anganku. Kan aku jadi bohong ke orang lain. Tapi aku membuatnya seperti itu bukan untuk merugikan orang lain, tapi semata-mata untuk kesenanganku sendiri. Menurut kalian, apa aku mempunyai penyakit psikologis tertentu?
Kalo elu perempuan sebaiknya kawin. Kalo elu laki biasa aja gak usah kebanyakan angan2 lebay kebanyakan sendirian kamu. Nongkrong kek gmn kalo kamu laki.
Jika agamamu Islam, perdalamlah ilmu fiqih, kemudian amalkan agamamu sebaik baiknya. Saya telah mewawancarai ratusan orang yg memiliki permasalahan seperti kamu, 90% hasilnya adalah mereka semua tidak faham tentang seluk beluk hukum dalam agamanya sendiri. Hal inilah yg biasanya menimbulkan angan angan panjang, akibat terlalu sering melalaikan kewajiban yg ada didpan mata. Dan satu satunya cara untuk melaksanakan semua kewajiban itu dengan benar adalah mempelajari ilmu tentang kewajiban kewajiban itu, yakni fiqih. Jika kamu non Muslim, tanyakanlah kepada pemuka agamamu bagaimana cara menjalankan kewajiban kewajibanmu dengan benar. Disiplin kuncinya bahagia, sedangkan panjang angan adalah sebaliknya.
It's okay. I feel you. Keliatannya kamu punya banyak hal yang membebani sebelumnya dan butuh mengeluarkan uneg-uneg kamu. Bila itu sudah benar-benar mengganggu kamu, please seek for help. Dateng ke psikolog. Kuncinya sih cuma satu, keinginan kuat kalo kamu gak mau kayak gitu. Hmm biasanya orang dengan gangguan psikologis, sulit menerima bila diberi solusi spiritual. Like "semua juga bilang gitu". Tapi serius waktu aku depresi klinis, aku literally gak inget tuhan. Tapi aku gak mau memaksa karena gak semua orang percaya tuhan atau memiliki agama. Berdoa itu bener-bener penting. Curahkan semuanya aja ke Tuhan kamu. Btw aku juga sering sengaja tidur biar mimpi dulu hahaha but it was really fun since I can control the dream.
Iya sih, kyanya kmu kna gangguan psikologis-tp karna saya bukan dokter, sya ngga tau jenis apa,obatnya apa...tp kyanya sih, km emang g puas dgn kehidupanmu, pencapaianmu d dunia riil...saran saya, belajar menghadapi kenyataan yg tak seindah mimpi
Iyaa aku juga kepikiran, satu satunya cara biar aku punya kehidupan yg bahagia kan dg bersyukur.. Kalo kita bersyukur kan bahkan hal2 yg sederhana bisa membuat bahagia... Nah, tp mempelajari syukur itu ga mudah. That's true. Aku berusaha berkali2 bersyukur tp rasa ketidaksyukuran selalu memenuhi benak dan entah mengapa seringkali menang.
Saya perempuan... Saya memang belum kawin. Tapi, apa hubungannya dengan kawin? Ada penjelasannya kah?
Saya muslim. Wah, poin penting banget nih, kudu dicatet. Jadi memang harus menjalankan kewajiban2 hidup dengan baik ya? Tapi dlm perjalanan mempelajari fiqih, bagaimana cara saya mengontrol kebiasaan saya agar tetep istiqomah belajar dan tidak berangan2? Punya masukan?
Psikolog or psikiater? Aku kadang suka mikir apakah nanti aku bisa cerita sejujur2nya ke psikolog itu... Aku pengen dapet treatment yg tepat, tp tentu saja aku gamau juga kalo aib-aibku selain yg aku ceritakan di atas diketahui orang lain. Dan yg paling crucial, aku khawatir akan membutuhkan banyak biaya.
Di barengi dengan siroh (sejarah), hiburannya orang belajar itu pelajaran juga. Ketika sedang ta'lim, mintalah bimbingan dari ustadz tersebut untuk membaca kitab kitab siroh disela sela waktu anda supaya tidak bosan. Dan perlu diingat jangan belajar agama tanpa guru, apalagi belajar dari rak rak buku. Karena orang yg belajar agama tanpa bimbingan guru maka gurunya adalah setan. Dan orang yg belajar agama melalui rak rak buku maka akan lebih banyak salahnya dari pada benarnya. Sukses ya.
Psikolog tau kok cara menghadapi berbagai macam orang apalagi yg udah tinggi jam terbangnya. Kalo sakit fisik kita rela ngeluarin duit buat berobat sedangkan sakit mental yang gak keliatan padahal ada gangguan di otaknya, kita ragu dan dipandang aneh sama orang-orang. Tapi sebelum ke psikolog, kamu kan muslim biasanya dengan mendekatkan diri pada Allah itu udah jadi obat. Memang susah dan harus memaksakan diri. Karena kebanyakan orang berpenyakit mental suka gak bisa berpikir dengan akal sehat. Saya sendiri pernah hampir ingin mati aja dan berminggu-minggu gak melaksanakan kewajiban agama secara benar. Tapi finally bisa selamat gara gara minta tolong sama Allah. Paksain diri kamu seriusan
Thanks banget yaa semuaa.. Semua jawabannya beneran membantu, terlebih buat @LittleKangaroo thank you indeed.