Keluarga yang complicated

Discussion in 'Ruang Curhat' started by rey_28, 28 June 2018.

Silakan gabung jadi member agar bisa posting
  1. rey_28

    rey_28 New Member

    Hai semuanya..
    Aku mau curhat masalah hidupku, aku rey 25tahun , aku pikir sampai umurku segini aku ga pernah ngerasain keluarga yang bahagia,
    Sejak aku TK aku selalu liat konflik dirumah , Ibu yang selalu bertengkar sama Ayah karena masalah keuangan , Ibu yang ga pernah akur sama nenek ( Ibu dari Ayahku ) dan ipar2nya ( Kakak dan Adik Ayah yang semunya perempuan), Ayahku ga bisa kerja berat karena kakinya sakit , jadi yang bekerja lebih keras adalah Ibuku , dari TK aku sudah terbiasa membantu Ibu aku kerja jualan, sampai sekarangpun kadang2 pulang kerja juga aku masih membantu , Karena Ibu yang lebih banyak berpenghasilan dan selalu seperti menghakimi ayah karena tak bisa menambah penghasilan , ayah juga suka berjudi dan punya banyak hutang di luar dan di bank , mertua yang tidak pernah mendukung menantu , dan ipar2 yang selalu berbicara buruk di belakang ibuku , mungkin itu membuat Ibuku menjadi wanita yang tak pernah tenang , selalu marah2 dirumah, pelampiasannya tentu saja aku , aku bertanya akan selalu mendapat bentakan atau jawaban yang ketus , membuatku menjadi orang yang tak banyak bicara , membuatku takut untuk menjalani kehidupan pernikahan , karena aku selalu berkaca pada kehidupan Ibuku, Trauma ini sangat susah aku hilangkan , benar2 sulit. Aku dan Ibu sering berselisih juga karena aku merasa dia tak pernah percaya padaku , tapi selalu ada ayah yang selalu jadi penengah.

    Ayah , Ibu , Adikku mereka meminjam uang dibank 300juta , mereka sepakat akan membayarnya bersama2. Ayah menggunakan uang itu untuk menutupi hutangnya dan Ibuku juga , sedangkan adikku modal untuk bisnis. Aku tidak ikut campur akan hal itu, selama 2 bulan yang membayar hutang itu cuma adikku , dan pada bulan ketiga adikku bisnisnya tidak lancar dan dia tidak bisa membayar hutangnya , meminta pada orang tua mereka juga bicara tak sanggup , sampai akhirnya mereka bicara padaku untuk membantu , pada saat itu aku menggunakan tabunganku untuk membantu bulan ketiga ini. Mereka terselamatkan pada bulan ini.

    2 Bulan yang lalu, Ayahku meninggal secara mendadak dokter bilang serangan jantung , umur ayahku 47 tahun . Meninggalkan aku , adik laki2ku yang masih 19 tahun dan adik perempuanku yang masih 8tahun dan Ibuku. Dunia seperti berhenti saat itu . Tapi sebulan setelah ayah meninggal Ibuku sudah bisa berhubungan dengan laki2 lain dia bahkan menginap entah dimana dengan laki2 itu dan tidak pulang kerumah , Bolehkah aku kecewa dengan sikapnya ini ? Tapi disaat saya menunjukan sikap yang kecewa dia malah di tuntut untuk di mengerti , Oke saya mengerti ini dan tidak mempersalahkannya.
    Waktu berlalu lagi , hutang masih tetap ada dan kejadian yang sama berlanjut mereka tidak bisa membayar dan sudah tidak ada solusi lagi dari mereka . Dan pada akhirnya mereka ingin menjual tanah di belakang rumah , tapi kembali lagi pembeli tidak ada karena letak tanahnya jauh didalam.
    Suasana rumah semakin menjadi2, menjadi lebih buruk semakin buruk setiap harinya. Pada akhirnya saya berpikir ini untuk kebaikian adik2 saya , saya mengorbankan diri saya, saya bicara pada meraka saya yang akan membayar sisa hutangnya dan tanah itu nanti akan menjadi milik saya , tanah itu tentu saja tidak seharga hutang itu , tanahnya sangat kecil . Tapi tidak ada solusi lagi , dan mereka setuju , bahkan sangat setuju . Melihat mereka setuju saya merasa keluarga ini akan menjadi lebih baik , Tapi sempat saya bertanya pada ibu saya mengingatkan dia agar lebih peduli terhadap adik2 saya jangan terlalu lupa diri dengan pacar barunya , beban hutang sudah saya yang tanggung jadi tak perlu lagi memikirkan itu cukup focus pada adik2 saja, tapi dia malah tidak terima dengan ucapan itu, dia tersinggung menganggap apa yang saya katakan memojokan dia , dan sekarang dia tidak mau bicara dengan saya .
    Apa saya salah mengingatkan dia ? kenapa sikap seperti ini yang saya dapatkan ? Apa saya salah mengingatkan dia ?
    Sekarang suasana rumah malah menjadi semakin buruk, bukannnya lebih baik. Saya merasa menyesal untuk ikut andil bahkan sempat terpikir saya ingin membatalkan untuk membayar sisa hutang ini .
    Apa yang harus saya lakukan ?
     
  2. Ghosty Girl

    Ghosty Girl Active Member

    Maaf, kalo aku jadi kamu, aku mau kabur aja bawa adik adiku dan meninggalkan ibuku dengan hutangnya, toh aku kan sudah bisa bekerja sendiri
     
  3. rey_28

    rey_28 New Member

    kalau untuk berpikiran seperti itu dan saya sanggup mungkin sudah aku lakuin dari dulu , tapi aku cuma pengen dia sadar aja , bukan cuma dia yang menderita , itu aja sih , cuma dia ga pernah mau liat penderitaan orang lain . jadinya sudah
     
  4. Ghosty Girl

    Ghosty Girl Active Member

    Pernah gak kamu terang terangan bilang tentang keluh kesah mu ke ibumu?
     
  5. rey_28

    rey_28 New Member

    aku udah pernah bilang , dan dia juga udah liat dan tau, tapi kelakuannya malah kayak gini
     
  6. Ghosty Girl

    Ghosty Girl Active Member

    Okey kalo gitu, seperti caraku saja, kamu kuat kamu hebat, kamu tak perlu bantuan ibumu, kamu bisa berdiri sendiri, masih banyak orang lain yang bisa yang sayang sama kamu, tak perlu kecewa, bukan kamu sendiri aja kok yg pernah diperlakukan seperti itu oleh orang tua sendiri :)
     
  7. Despair

    Despair Member

    bro lu tuh kuat asli, lu tuh hebat banget. lakukan apa yang menurut kamu benar, ibumu dan adik adikmu mungkin kesal sekarang tapi mereka akan mengerti kelak. kenapa ibumu marah? ibumu sendiri juga sedang kacau psikisnya jadi biarkan saja dulu. kamu sebagai anggota keluarga yang paling waras dan hebat, jadilah penopang dan jangan membicarakan hadiah yang akan kamu terima nanti di dunia tapi pikirkan lah bahwa tindakan mu ini sebagai kewajiban seorang anak dan seorang keluarga. tentunya kamu akan menerima hadiah darinya, keep up the goodwork friend, I know you can!!!
     
  8. Shadow

    Shadow Well-Known Member

    Supaya ibumu sadar dia perlu merasakan sakitnya. Jadi saya rasa saran Ghosty Girl perlu dilakukan. Karena tidak akan bisa mengerti rasa sakit sebelum "merasa sakit"
     
  9. Shadow

    Shadow Well-Known Member

    Saran Despair bagus juga (tipe anak dambaan ortu) :) :emoji_thumbsup:
     
  10. Talita

    Talita Well-Known Member

    Mamaku casenya sama.mama lebih baik memendam daripada cerita.tapi efeknya malah lampiaskan k aku.marah marah sampai mukul.kakakku juga gitu.

    Tapi dengan meninggalkan mereka,rasanya aku jahat banget.karna meski mama begitu, mama sudah baik jaga aku,dan sekolahin aku dan sampai aku bs jd org sekarang. Jadi aku sebisa mungkin buat beliau tenang dengan memberi pikiran positive.

    Jadi kamu harus buat mamamu untuk gak dengerin keluarga papamu (akupun jg punya keluarga dari papa yg suka ngomong belakang tp cuekin aja serius Tuhan maha adil kok jd org kayak gitu kena karmanya nanti).

    Km beri pikiran positive,cinta kepada mamamu agar gak depresi.mengenai papamu,tegasi untuk tdk berhutang dan berjudi.tinggalkan sejenak ayahmu agar dia sadar.

    Mungkin ada yg akan beri saran terbaik.hanya itu saranku.
     
  11. Wulandary

    Wulandary Active Member

    Emang suka ada saatnya seperti itu dalam hidup, kita dengan empati yg masih tersisa bela-belain korbanin hasil jerih payah kita buat bantuin pihak lain keluar dari masalahnya. Tapi setelah itu terkadang si pihak yg dibantu bukannya sadar tp malah jd seenaknya aja merasa "ah sudahlah, toh udah ketemu juga jalan keluarnya, udah selamat menurut versi dia"

    Tp kembali lg awal terbersit keinginan untuk membantu kan murni keluar dari hati km yg baik yg masih tersisa rasa empati gimanapun tingkah mereka. Syukuri itu sebagai anugrah yg Tuhan kasih kedalam jiwa km.

    Tp pihak-pihak seperti mereka ini yg ngegampangin maen hutang sana sini tapi ga yakin bisa atau ga bayar cicilannya memang perlu buat dikasih pelajaran jangan terus-terusan dikasih hati. Mereka ga akan berkembang dan ga akan mikir-mikir.

    Klo saran aq sih kamu bantu klo saat benar-benar urgent aja. Misal buat bayar bulan ini ga ada banget bolehlah sesekali km bantu, tp biarkan mereka belajar menanggung beban mereka sendiri biar bulan selanjutnya mereka tetep yg usahakan bayar cicilan utangnya karena gmn pun kan itu keputusan mereka buat ambil utang JD kewajiban mereka juga buat mikirin bayarannya. Biar kedepannya mereka bisa mikir-mikir dlu sebelum ambil utang, siapa tau kedepannya jd jera punya utang dan lebih milih hidup sederhana tp bebas tekanan hutang.
     
  12. didi rasidi

    didi rasidi Member

    Ini Kok kya saudara Gw yh (>,>) tapi anak2nya masih sombong aja
     

Share This Page