what should i do?

Discussion in 'Ruang Curhat' started by piepink, 3 February 2017.

Silakan gabung jadi member agar bisa posting
  1. piepink

    piepink New Member

    Aku sudah menikah dengan suami selama 11 bulan namun hingga saat ini belum dikaruniai keturunan.
    Aku pingin banget punya keturunan sampe coba berbagai macam obat herbal, penyubur kandungan, minum prenagen emesis, folavit+ever e tp hasil nihil. Terakhir urut rahim tapi belum berhasil juga mungkin belum saatnya aku hamil. Setiap mau cek suami ga mau ikut dengan berdalih dia pasti subur tidak ada masalah di sperm nya. Aku jadi malas sekarang untuk terapi agar cepat hamil.
    Sekitar 2 bulan yang lalu suamiku resign sepihak karena sudah tidak sreg dengan kantornya, sebelumnya suamiku sudah lamar kerja dikantor lain tp di phpin. Hingga akhirnya suamiku ga ada kerjaan hingga saat ini. Padahal suamiku pintar dalam bidang IT.
    Untuk kebutuhan sehari2 ini hanya bergantung dr duit aku mengajar dan jualan kue saja.
    Aku sangat menyesal pernah memberikan suami tab untuk main game biar dia tidak bete kalau aku tidak dirumah. Ternyata makin kesini kok mainnya makin kebangetan. Kerjaan rumah sama sekali ga dibantuin padahal dia sudah tidak kerja. Jadi aku amat cape dibanding ketika dia kerja kalau dia kerja ketika ga ada dirumah lebih mudah merapihkan rumah dibanding ada dia.
    Kalau dikasih tau dengan cara pelan untuk menyudahi main game dia marah2 dan selalu bilang "BERISIK" dengan nada tinggi. Aku sudah bilang jangan keras2 tidak enak kedengaran bapak dan ibuku karena kami tinggal bersebelahan dengan bapak dan ibuku. Padahal dulu ketika kami pacaran dia tidak pernah begitu, selalu bertutur kata lemah lembut dan baik. Semenjak tidak bekerja sifat kasarnya semakin menjadi jadi. Apa yang harus ku lakukan?
     
  2. reiha

    reiha Well-Known Member

    Hai kak, dari curhat di atas saya melihat ada 2 masalah yaitu kesulitan untuk punya anak dan keluhan kk tentang suami. Bisa jadi masalah kedua adalah faktor yang menyebabkan kk tidak kunjung hamil. Tapi mungkin saja memang belum waktunya.

    Kak, mungkin ini kesempatan bagi kk dan suami untuk membenahi janji nikah. Situasinya akan lebih sulit kalau kk sudah punya anak dalam keadaan suami tidak bekerja dan kecanduan main game. Sifat suami yang menjadi-jadi bisa lahir dari frustasi -- kita belum tahu apa -- dan mungkin cuma kk yang bisa bantu dia untuk get over it. Sebelum kk menuntut dia untuk berubah, coba kk tengok dulu diri sendiri. Apakah selama ini ucapan atau perilaku kk seolah-olah menyalahkan dia soal kehamilan? Apakah dia sebenarnya gelisah takut bahwa dia tidak subur, dan ajakan kk untuk cek membuat dia tertekan? Apakah rumah yang dekat dengan ortu membuat dia tidak leluasa? Atau dia merasa dihakimi karena tidak bekerja? Apakah sehari-hari kk bersikap dominan? Apakah kk sudah menghormati dia sebagai suami?

    Sejujurnya saya agak janggal dengan "memberi dia tab supaya tidak bosan", kesannya kk adalah mamanya =D Meskipun mungkin memang uang gaji kk yang dipakai untuk membeli tab itu, tapi kalau kk menempatkan diri sebagai 1 tim dengan suami, mungkin kalimatnya akan jadi "bersama-sama membeli tab supaya tidak bosan". Saya mohon maaf kalau dugaan saya salah.

    Selanjutnya, tinggal pendekatan dengan suami. Daripada menasehati dia harus begini begitu, coba diajak diskusi. Ajak dia pergi, main atau jjs, kalau ada dana liburan berdua. Maksudnya supaya kalau debat tidak kedengaran ortu. Tanya apa harapan dia, apa yang bisa kk bantu. Ungkapkan juga harapan kk, dan apa yang kk ingin dia bantu. Pernikahan itu bukan sekedar perjanjian kak, tapi kompromi. Keduanya saling mengurangi tuntutan sampai berada di titik temu. Jadi jangan menuntut apa yang tidak mungkin dia bisa berikan, begitu pula sebaliknya.

    Saya mengerti kalau sekarang kk kecewa dan sangat capek. Wajar lah, saya bacanya aja udah kagum sama ketabahan kk. Tapi jika kk ingin mempertahankan pernikahan kk, jangan menyerah kak. Tetap semangat, berusaha untuk senyum pada suami, sayangi, hormati, dan doakan dia, kalau stress curhat aja di sini. Niscaya suami kk tergerak hatinya.

    Saya pernah berada di posisi suami kk, dan apa yang saya tuliskan di atas adalah apa yang suami saya lakukan untuk membantu saya keluar dari rasa frustasi. Sorry kalau ada yang nggak berkenan dan semoga membantu.
     
  3. piepink

    piepink New Member

    Untuk masalah tab memang saya memberikannya ketika semasa kami pacaran. Kondisinya dulu memang sering menunggu saya ketika kerja dihotel. Setelah menikah dalam perjanjian saya tidak boleh bekerja hanya dia yg bekerja. Terimakasih atas sarannya kakak.
    Semoga suamiku gampang diajak keluar, karena dia pribadi cenderung susah diajak untuk jalan jalan. Untuk berdiskusi saja tidak ada kompromi dengan alasan "lelaki itu derajatnya lebih tinggi dari wanita aku tidak mau diinjak2"
    Entahlah saat ini ibunya saja ngambek sama saya perihal karena tidak bisa menemui orangtuanya. Padahal suami saya yg tidak mau kak
     
  4. Miftah 19

    Miftah 19 Member

    Ini dinamakan fase penyesuaian (fase tersulit dalam bahtera rumah tangga), dimana kedua belah pihak menampilkan keaslian sifat & tabiat masing masing kemudian mencari titik temu (jalan tengah).

    Bersabar ya, sembari mendekatkan diri kepada Allah SWT. Semoga dengan hal tersebut Allah memberikan banyak kemudahan kemudahan.
     
  5. crowna

    crowna Active Member

    Yg sabar ya, masa kaya gni umum kok di usia 1-5 tahun perkawinan, dan untuk masalah anak, sebaiknya berbaik sangka saja sama Tuhan, mgkin blum diberi anak tapi diberi waktu utk mengenal suami lbih dekat dan dalam, hanya Tuhan yg tahu kapan waktu terbaik utk itu..
     
  6. Abu Nawas

    Abu Nawas New Member

    Mbak, namanya rejeki orang kadang naik turun. Coba deh liat sisi positifnya, setidaknya suami mbak nyari pelarian main game. Bukan "main yg tidak tidak".. ini tandanya apa? Pertanda bagus buat si mbak.

    Kedepannya gak ada yg tau, barangkali tidak lama lagi rejeki suami mbak kembali subur. Kemudian setelah surut lagi setidaknya si mbak sudah tahu bahwa suami mbak ini "gamer".. bukan "player".. hehehehe
     
  7. zack

    zack Member

    Jawaban kk @reiha mantabs as always. Saya setuju dg masukan dan saran tsb. Semoga ada momen solusi yg baik ya dan keadaan juga membaik. Jika mbak dan suami hepi, serta tdk ada gangguan medis / hormon pd keduanya, tentu tidak terlalu sulit untuk punya anak
     
  8. diego sandoro

    diego sandoro Well-Known Member

    saya gak punya solusi untuk itu tapi saya punya nasehat, saya sudah kecanduan bermain game dari kecil untuk lepas dari dunia game sangat susah sampai detik ini dan game itu juga berbahaya jika kecanduan efek sampingnya tidur larut malam, gaya hidup tdk sehat (jarang bergerak), dan yg paling parah bisa membuat malas..
     

Share This Page